Kid 5 (MAD2T*Pagi*29 Juli*Tahun 2)
Kidung Agung 5
Penjelasan Singkat
Kasih Kristus kepada jemaatNya
Isi Pasal
Sakit asmara Mempelai wanita karena terpisah untuk sementara dengan mempelai laki-laki, sebab kelalaian Mempelai wanita.
Judul Perikop
Kerinduan mempelai perempuan (5:2-8)
Mempelai perempuan memuji mempelai laki-laki di hadapan puteri-puteri Yerusalem (5:9--6:3)
Tafsiran: Perikop 3:6-5:1 ini bisa disebut jantung kitab Kidung Agung. Pertumbuhan cinta mengangankan puncaknya ketika pasangan memasuki mahligai pernikahan (Kidung Agung 3:6-11, 4:1-5:1). Selain megah (Kidung Agung 3:6-11), upacara itu berintikan luapan kekaguman pengantin laki-laki kepada pengantin perempuan. Perasaan bangga itu diungkapkan dengan menggunakan ilustrasi: padang gurun (Kidung Agung 3:6) yang dikontraskan dengan kebun (Kidung Agung 4:15); kemegahan Salomo yang dimahkotai (Kidung Agung 3:11) sama dengan kecantikan mempelai perempuan (Kidung Agung 4:1); penggunaan mur dan kemenyan (Kidung Agung 3:6, 4:6, 14); aroma kayu dari Libanon (Kidung Agung 3:9, 4:11).
Kekaguman suami terhadap istrinya tidak sebatas pada tubuh (mata, rambut, mulut, leher, buah dada). Keseluruhan cinta dan kepribadiannya bagaikan misteri yang tak akan pernah habis menimbulkan takjub (Kidung Agung 4:12-15). Suami yang bangga pada istrinya akan menumbuhkan perasaan penerimaan serta percaya diri yang sehat dalam diri istrinya. Alkitab sudah mengajarkan bahwa kata-kata pujian adalah ekspresi cinta yang sehat untuk dilakukan sepasang kekasih. Cinta yang sejati tidak hanya memberi pujian, bahkan melihat kekasih sebagai orang yang tak ada cacat cela (Kidung Agung 3:7). Ini bukan cinta buta, melainkan kasih yang menutupi segala sesuatu (Kidung Agung 3:1Kor. 13:7), termasuk kekurangan pasangan kita. Sebagaimana doa Yesus bagi mereka yang menyalibkan-Nya (Luk. 23:34), Dia menutupi keberdosaan mereka di hadapan Bapa. Penerimaan mempelai laki-laki akan kekasihnya menggerakkan mempelai wanita untuk mempersembahkan kebunnya bagi mempelai laki-laki (Kid. 5:1).
Bangga terhadap pasangan kita berarti menghargai anugerah Allah atas diri dan keluarga kita. Kita bukan menutup mata pada kelemahan pasangan kita, melainkan membuka mata kepada proses pembentukan yang Allah sedang kerjakan atas pasangan kita.
Renungkan: Kapan terakhir kali Anda berkata pada pasangan Anda, "Aku bangga padamu"?
Bagian ini mirip ps. 3:1-4. Keduanya entah menceritakan mimpi mempelai perempuan atau masa perpisahan sesaat yang sungguh terjadi. Perbedaannya, pada ps. 3:1-4 mempelai laki-laki menghilang untuk sementara waktu, mempelai perempuan mencarinya dan menemukannya. Pada perikop ini mempelai laki-laki ingin menjumpai mempelai perempuan (Kidung Agung 5:2), mempelai perempuan ragu karena sudah siap tidur (Kidung Agung 5:3), ketika akhirnya ia bangun kekasihnya sudah pergi (Kidung Agung 5:6).
Dalam kenyataan hidup pernikahan, tidak selamanya suami istri akan ada bersama. Tugas, sakit, beda pendapat, bisa datang sewaktu-waktu dan menyebabkan suami istri harus berpisah sesaat entah secara fisik atau pengalaman ruang batin. Namun keterpisahan ini justru menjadi kesempatan bagi terujinya cinta, menjadi saat tumbuh dan disadarinya sakit asmara oleh masing-masing pihak (Kidung Agung 5:8). Masalah yang muncul dalam hubungan suami istri jadi kesempatan pemurnian dan pematangan cinta keduanya.
Dari kondisi tertindas namun hati terjaga (Kidung Agung 5:3), mempelai perempuan bangun, mencari bahkan menderita demi mempererat kesatuan cintanya dengan suaminya (Kidung Agung 5:6-8). Sebelumnya, suami yang melontarkan syair pujian untuk istrinya. Kini giliran istri memamerkan kegagahan suami (rambut, mata, pipi, bibir, tangan, tubuh, kaki, perawakan, mata, 10-16) di hadapan perempuan lain. Ia bangga menerangkan bahwa ia adalah milik suaminya (Kidung Agung 6:3a). Dalam keterpisahan sesaat itu justru tampak upaya menunjukkan kebersatuan pernikahan secara lebih bersungguh-sungguh!
Kehadiran anak, pengejaran karier, ketidakpuasan seks, perbedaan suami istri, dll. berpotensi merenggangkan keharmonisan pasutri. Cinta sejati dalam pernikahan Kristen akan lulus ujian karena bersumber pada kasih Ilahi yang dinyatakan Kristus.
Renungkan: Ketika cinta kita terhadap pasangan kita sedang diuji, pikirkanlah pengurbanan Kristus bagi diri kita.
Comments
Post a Comment