Ams 31 (MAD2T*20 Juli*Tahun 2)

Amsal 31

Penjelasan Singkat
Ajaran Lemuel tentang kemurnian

Isi Pasal
Perkataan Raja Lemuel tentang bahaya dari kehilangan penguasaan diri dan berharganya wanita saleh.

Judul Perikop
Amsal-amsal untuk Lemuel dari ibunya (31:1-9)
Puji-pujian untuk isteri yang cakap (31:10-31)

Tafsiran: Perikop pendek ini merupakan kumpulan nasihat yang ditujukan kepada seorang raja. Sebagai orang yang dipercaya memimpin satu bangsa, dia harus bisa membuktikan diri mampu memimpin dirinya sendiri. Kita bisa bandingkan nasihat dari ibu Lemuel dengan nasihat Paulus mengenai syarat-syarat menjadi pemimpin gereja. Salah satu yang penting, sebelum dapat mengatur rumah tangga gereja, ia harus membuktikan diri lebih dahulu, cakap mengatur rumah tangganya sendiri (ayat 4-5; Tit. 1:6).

Yang pertama, hati-hati terhadap kelemahan pada umumnya pria, yaitu dosa seksual. Banyak pemimpin jatuh karena tidak mampu mengendalikan hawa nafsu seksualnya. Hal ini tidak boleh dipandang ringan. Apalagi masa sekarang, karena dosa seksual bisa menyerang tidak hanya secara eksplisit lewat perselingkuhan atau pelacuran, tetapi juga lewat realitas maya yang disajikan internet. Hidup yang diperbudak oleh nafsu seksual adalah sama dengan menyerahkan kendali pada keinginan daging bukan pada pimpinan Roh (band. Gal. 5:16-25).

Yang kedua, hati-hati terhadap minuman keras. Ini pada hakikatnya juga bicara mengenai pengendalian diri. Kalau pada yang pertama perbudakan seks bisa menjadi pengendali hidupnya, maka di sini tekanan diberikan kepada lepas kendali. Seorang yang dipercaya memimpin, entah suatu komunitas atau bahkan satu negara, diharapkan memiliki kesadaran diri yang tinggi karena tanggung jawab yang besar. Hal ini terlihat dari kontras yang diberikan, yaitu biarlah minuman keras untuk mereka yang memang hidupnya akan binasa, sudah tidak ada harapan. Melupakan diri mungkin satu-satunya penghiburan mereka.

Yang ketiga, dengan penguasaan dan pengendalian diri yang benar, seorang pemimpin akan mampu memberikan perhatian pada tugas-tugasnya secara maksimal, yakni membela dan melindungi rakyat dari penindasan orang-orang jahat. Apakah kita bisa jadi pemimpin yang baik?

Perikop terakhir Amsal ini sangat indah dalam dua hal. Struktur perikop ini adalah akrostik, setiap baris dimulai dengan abjad Ibrani secara berurutan. Sayang keindahan ini tidak terlihat pada terjemahannya. Perikop ini mengungkapkan rasa kagum terhadap sosok istri mulia yang sangat kontras dengan peringatan agar waspada menghadapi wanita jalang (pasal 2, 5, 6, 7, 9), dan pernyataan negatif akan suasana rumah tangga yang berisikan istri yang cerewet (ayat 12:4; 19:13; 21:9; 25:24; 27:15-16). Bersama dengan beberapa ayat yang memuji istri yang saleh (ayat 12:4a; 18:22; 19:14), perikop 31:10-31 ini menjadi penyeimbangnya.

Dengan mengungkapkan sisi mulia seorang istri, Amsal hendak menyatakan dua hal. Pertama, hikmat bukan hanya milik kaum pria. Hikmat adalah anugerah Allah untuk setiap anak-Nya yang mau diajar dan dibentuk oleh-Nya. Pria dan wanita setara di hadapan Allah. Kedua, istri yang cakap di sini bukan istri yang menyerah pada bentukan budaya patriarkhal sebagai nasibnya, melainkan sebagai wanita yang menyadari penuh panggilan Tuhan atas dirinya. Sebagai respons positif terhadap panggilan itu, ia berinisiatif menjalankan peran pendamping suami dan pengelola rumah tangga bahkan pemasok kebutuhan keluarga. Kita melihat sosok wanita karir yang memilih mengembangkan karirnya sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab dan yang sukses. Di mata suaminya, ia sangat dipercaya (ayat 11) dan dipuji (ayat 28b). Di mata masyarakat, ia sosok ibu bagi yang tertindas (ayat 20), mungkin semacam ibu Teresa. Di mata anak-anaknya, ia adalah ibu yang berbahagia (ayat 28a).

Perikop ini tidak membuka peluang kepada gerakan feminisme ekstrim yang menuntut persamaan dengan kaum pria dalam segala hal. Perikop ini menyatakan dengan tegas bahwa dalam perbedaan peran dan fungsi yang Tuhan tetapkan pada pria dan wanita, orientasi orang berhikmat bukan pada menyenangkan sesama manusia melainkan kepada Tuhan, sumber hikmatnya.

Comments

Popular posts from this blog

2 Tawarikh 23 (MAD2T*Pagi*19 Feb*Tahun 2)

2 Raja-Raja 25 (MAD2T*Pagi*23 Jan*Tahun 2)

1 Tawarikh 7 (MAD2T*Pagi*27 Jan*Tahun 2)