Ams 28 (MAD2T*17 Juli*Tahun 2)

Amsal 28

Penjelasan Singkat
Pandangan mengenai kelaliman

Isi Pasal
Peringatan dan pengajaran.

Tafsiran: Dalam kehidupan kita, sering kali seperti pemazmur dalam mazmur 73. Kita mengeluh bahwa orang fasik hidup dengan makmur, sedangkan orang benar selalu mendapat malapetaka dan kesulitan (Mzm. 73:3-14). Dengan mata iman, kita dapat mengamini apa yang diajarkan nas hari ini, bahwa orang fasik akan mendapatkan malapetaka karena Allah kita adalah Allah yang adil.

Orang fasik akan lari, walau tidak ada yang mengejarnya. Sebaliknya, orang benar merasa aman seperti singa muda (Amsal 28:1). Orang fasik seolah-olah kelihatan hidup tenang dan senang, namun kehidupan mereka jauh dari perasaan tenang. Mereka terus-menerus dikejar oleh perasaan takut. Karena pada kedalaman hatinya, mereka tahu pada akhirnya akan menanggung konsekuensi atas dosa mereka.

Tidak hanya orang kaya yang menindas orang lemah, tetapi juga orang miskin ada yang menindas sesamanya yang miskin dan lemah (Amsal 28:3). Tindakan tersebut bukan saja salah, tetapi juga tidak akan hasil apapun. Ibarat hujan deras yang menghanyutkan segala sesuatu sehingga tidak ada makanan.

Allah adalah Hakim yang tidak hanya memutuskan perkara dengan adil, tetapi juga Hakim yang membela orang benar dan menolak orang fasik. Ayat 8 mengatakan bahwa Allah akan membuat orang fasik memperbanyak hartanya dengan riba dan bunga uang. Pada akhirnya, Allah memberikan hartanya kepada orang benar yang mempunyai belas kasihan kepada orang-orang lemah. Ini jelas terlihat dalam kitab Ester di mana Haman, orang Agag, yang sangat kaya merupakan seteru orang Yahudi. Ia berniat menghancurkan seluruh suku orang Yahudi. Akhirnya, Allah memberikan hartanya kepada Ester (Est. 8:1). Jadi, orang fasik akan jatuh ke dalam lubangnya sendiri, sedangkan orang yang tak bercela akan mewarisi kebahagiaan (Amsal 28:10).

Jadi, orang fasik akan menerima ganjaran atas kefasikan mereka. Walaupun hidup mereka terlihat makmur dan bahagia, tetapi kita harus melihat dengan iman bahwa hidup mereka sedang menuju kehancuran. [IT]

Menurut Amsal, pemimpin yang jahat akan menyengsarakan rakyatnya, namun mereka sendiri tidak akan dapat lari dari kebersalahan mereka (ayat 17) dan akan terjebak sendiri pada lubang yang mereka buat untuk mencelakakan orang lain (ayat 18). Yang menarik di ayat 17 adalah nasihat Amsal untuk tidak menolong orang seperti itu. Ini mungkin senada dengan penutup Amsal ini (ayat 28). Makna ayat 28 adalah bukan untuk tidak berbuat apa-apa dalam menyuarakan kebenaran di tengah-tengah penindasan penguasa jahat, melainkan agar jangan ikut-ikutan atau memberi dukungan moral pada para penguasa jahat tersebut.

Bagaimana cara tidak mendukung pemimpin yang korup? Pertama, tidak ikut-ikutan pola jahat mereka. Nasihat Amsal dari ayat 19-27 bisa dimengerti seperti itu. Biarlah orang benar menjalani kehidupan mereka dengan cara yang benar, misalnya di ayat 19-20 tetap rajin mengerjakan ladangnya sendiri dan jujur, jangan ikut-ikutan mencari jalan pintas mengejar kekayaan. Di sisi lain, berlaku adil (ayat 21) dan berani menegur kesalahan orang lain (ayat 23) adalah suatu tindakan yang bertolakbelakang dengan kebiasaan sebagian pemimpin yang hanya membela kepentingan sendiri dan bersikap menjilat. Kedua, rendah hati (ayat 26) dan melatih kepekaan dan kepedulian terhadap orang lain (ayat 27).

Ada dua cara menyatakan sikap tidak setuju pada pemimpin yang tidak benar. Pertama, salurkan suara kenabian kita lewat jalur yang benar dengan harapan suara rakyat didengar dan diperhatikan. Misalnya, lewat memilih wakil rakyat atau pimpinan dari suatu pemerintahan daerah yang berkualitas dan bermoral. Kedua, dengan mendemonstrasikan hidup yang taat hukum, menegakkan kebenaran, dan berpihak dan serta berjuang demi terwujudnya masyarakat yang berkeadilan sosial. Orang Kristen harus mau aktif terlibat dalam berbagai ajang politis yang sehat dan bertanggung jawab, dan pada saat yang sama menjadi pelaku-pelaku kebenaran dalam hidup keseharian mereka.

Kesimpulan
Agama yang benar adalah hikmat yang sejati, menjadikan manusia bijaksana dalam semua relasi. Mereka yang sadar akan hukum Allah akan mendapati rasa aman di tengah masa-masa yang tersulit dan dia akan selalu dengan serius menentang dosa.

Comments

Popular posts from this blog

2 Tawarikh 23 (MAD2T*Pagi*19 Feb*Tahun 2)

2 Raja-Raja 25 (MAD2T*Pagi*23 Jan*Tahun 2)

1 Tawarikh 7 (MAD2T*Pagi*27 Jan*Tahun 2)