Ams 23 (MAD2T*12 Juli*Tahun 2)

Amsal 23

Penjelasan Singkat
Lanjutan ... Kebaikan dan keburukan dipertentangkan

Isi Pasal
Peringatan dan pengajaran.

Tafsiran: Sudah menjadi kodrat alamiah manusia suka pada pelbagai makanan yang enak. Di balik semua keinginan itu, nafsulah yang menggerakkannya. Nafsu yang tidak terkendali dapat membawa seseorang kehilangan kesempatan dan kehancuran diri.

Hal itulah yang diperingatkan Salomo di sini (Amsal 23:2). Ia mulai dengan gambaran tentang perjamuan dan hubungan seseorang dengan lingkungan istana atau para petinggi negara. Seseorang harus takut dan berhati-hati sebab perjamuan dengan raja bukan sekadar jamuan makan kenyang, melainkan untuk bercakap-cakap dan berdiskusi. Sikap terhadap raja dan apa isi pembicaraan dalam perjamuan itu menjadi latar belakang peringatan-peringatan melawan ambisi dan ketamakan akan kekayaan, serta kekuasaan dan kemewahan (Amsal 23:4-5).

Dalam jamuan itu, seseorang begitu mudah masuk ke dalam pencobaan dan terancam jatuh dalam dosa ketamakan, kemewahan, hawa nafsu daging, serta makan minum secara berlebihan. Jika pandangan mata senantiasa terarah pada kekayaan, maka kekayaan akan terbang lenyap. Saat itu seperti Haman yang tidak memikirkan hal lain selain kehormatan diri (Est. 5:12) dan menyenangkan langit mulutnya, maka jerat pun terpasang di kepalanya.

Jika kita tidak mau terjerat, ada dua hal perlu diperhatikan. Pertama, memperhatikan apa yang ada di depan kita (1b). Artinya, perlu kehati-hatian dalam melihat, memilih, dan memutuskan sesuatu, agar hal itu tidak membahayakan diri sendiri (Amsal 23:6-8). Kedua, siapakah yang ada di depan kita (1a, 9). Artinya, perlu hikmat dalam berkata-kata, tetapi lamban mengucapnya untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman atau pun pertengkaran.

Jadi, saat ada hidangan lezat terbentang di depan kita, hendaknya menahan diri seolah-olah ada pedang di leher kita (Amsal 23:2-3). Karena godaan dari kemewahan dan ketamakan terasa lebih kuat dan berbahaya bagi orang yang tidak terbiasa dengan jamuan besar. Lagi pula dalam jamuan besar terdapat unsur ketidaktulusan dari orang-orang yang memiliki kepentingan pribadi. [SB]

Nikmat sesaat, sengsara di kemudian hari. Itulah gambaran bagi mereka yang suka mengonsumsi minuman keras. Sebab alkohol memiliki dampak merusak organ tubuh dan mentalitas manusia, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Setelah seseorang sadar, kerusakan yang dihasilkan mungkin tidak bisa diperbaiki lagi.

Minuman keras memiliki daya pesona (Amsal 23:31) dan sering menunjukkan daya tariknya. Ada anggur yang tampak memesona, menggoda, dan menggiurkan, seolah-olah berkata, "Mari, minumlah aku." Penulis Amsal memberi celaan terhadap mereka yang memiliki kebiasaan mabuk, bahkan memberi anjuran untuk menghindari minuman tersebut. Apakah penulis Amsal memperbolehkan kita minum sedikit asal tidak berlebihan? Tidak! Seperti bisa ular, kita tidak boleh bermain api dengan minuman beralkohol. Karena minuman itu membawa dampak kesengsaraan dan perbudakan (Amsal 23:29-35). Contohnya adalah Lot. Akibat minum anggur berlebihan, Lot menjadi mabuk sehingga terjadi perbuatan zina antara Lot dengan kedua putrinya (Kej. 19:31-38).

Dalam kumpulan pemabuk seseorang jadi ikut-ikutan malas bekerja (Amsal 23:21), karena mereka hidup dalam realitas semu (Amsal 23:33-35). Karena minuman keras, mereka kehilangan kepekaan terhadap segala sesuatu, bahkan terhadap kebenaran. Inti nasihat Amsal adalah agar kita memberi hati kepada hikmat (Amsal 23:26-28) dan takut akan Tuhan (Amsal 23:17-18), bukan menginginkan kehidupan seperti orang fasik (Amsal 23:17-18, bdk. 1Kor. 15:33) dengan bersenang-senang, berpesta pora yang membawa sukacita semu. Bagi orang yang telah menjadi baik dan bijak, janji Tuhan selalu menyertainya (Amsal 23:22-25).

Mengonsumsi alkohol sebagai alasan pergaulan sosial dapat mengubah kita menjadi alkoholisme. Anggur adalah salah satu bahaya terbesar generasi muda, karena akan menghancurkan masa depan mereka. Marilah kita memerangi alkoholisme, sebab nikmat ini hanya membawa kesengsaraan belaka. [SB]

Kesimpulan
Kegemaran akan nafsu makan besar adalah sebuah dosa yang dengan mudah menyerang kita. Kita harus menahan diri kita untuk tidak berada dalam bahaya ketika ada kemewahan, kerakusan dan sensualitas, dan harus mengendalikan diri sendiri dari kegembiaraan seperti itu, agar hati kita tidak terjual dengan kekenyangan dan hari itu akan datang kepada kita tanpa disadari.

Comments

Popular posts from this blog

2 Tawarikh 23 (MAD2T*Pagi*19 Feb*Tahun 2)

Nehemia 12 (MAD2T*Mlm*08 Maret*Tahun 2)

2 Raja-Raja 25 (MAD2T*Pagi*23 Jan*Tahun 2)