Ams 12 (MAD2T*01 Juli*Tahun 2)

Amsal 12

Penjelasan Singkat
Lanjutan ... Kebaikan dan keburukan dipertentangkan

Isi Pasal
Amsal mengontraskan kebaikan dan kejahatan.

Tafsiran: Satu topik yang banyak diberikan perhatian oleh raja Salomo adalah orang benar. Orang benar merancangkan keadilan (Amsal 12:5) bukan kejahatan. Sebab orang benar sungguh peduli kepada keadilan (Amsal 18:5). Di samping itu orang benar sangat peduli kepada mereka yang membutuhkan uluran tangannya karena itu orang benar selalu bermurah hati kepada siapa saja tanpa terkecuali (Amsal 12:10). Mereka juga benci kepada dusta dan ketidakjujuran (Amsal 13:5). Oleh sebab itu apa pun yang dilakukannya selalu mengandung kebenaran bukan kekejian atau pun kejahatan (Amsal 11:3; 15:19). Bahkan perkataannya pun berguna bagi hidup orang lain (Amsal 12:6).

Namun manusia zaman sekarang sinis terhadap orang benar. Firman Tuhan jelas menentang keyakinan itu. Orang benar akan tetap merasa aman dan tak tergoyahkan sementara rekannya akan rubuh ketika goncangan-goncangan melanda manusia (Amsal 12:3). Masa kejayaan dan keberadaan orang fasik tidak akan langgeng, namun kejayaan dan keberadaan orang benar malah sebaliknya (Amsal 12:7). Jika melakukan usaha, orang benar akan berhasil walaupun mungkin harus membutuhkan waktu yang lama (Amsal 12:12). Sedangkan orang fasik yang nampaknya berhasil mencapai kesuksesan secara singkat namun tidak akan langgeng (Amsal 12:7, 12). Walaupun tidak kebal terhadap kesukaran tetapi akhirnya orang benar akan keluar dari kemelut yang menyelimutinya (Amsal 12:13).

Garis pemisah antara orang benar dan orang fasik sangat jelas walaupun masyarakat sekarang berusaha untuk mengaburkannya. Mereka menyebut tindakan penggelapan atau pemakaian uang negara dengan `salah prosedur'. Mereka mempersiapkan, merencanakan, dan melakukan tindakan kekerasan di bawah payung `demokrasi' dan perlindungan hak asasi manusia. Tindakan kejahatan dan korupsi yang jelas-jelas melanggar norma-norma dan nilai-nilai etis masyarakat, dibenarkan karena dilakukan sesuai dengan undang-undang, peraturan pemerintah, dan keputusan presiden yang sudah disahkan oleh lembaga tertinggi negara. Namun Allah tidak dapat didustai dan diperdayai dengan cara apa pun.

Renungkan: Siapa pun kita yang memilih untuk menjadi orang benar yakinlah bahwa berkat sedang dan akan dilimpahkan kepada kita. Sedangkan siapa pun yang menolak kebenaran akan menerima apa yang patut mereka terima.

Kitab Amsal memberi kita bantuan praktis guna mengetahui, melakukan, dan menikmati kehendak Allah bagi hidup kita. Sebab itu, kita perlu menunjukkan iman dan komitmen kepada Tuhan dengan segenap hati serta mendengarkan kebijaksanaan orang lain. Amsal 3:5, 6 mengajarkan, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."

Pengamsal menunjukkan perbandingan antara orang yang bijaksana dengan orang bodoh. Perbandingan ini ditunjukkan secara jelas, yaitu ketika orang bijak mengabaikan cemooh, orang bodoh akan menyerukannya (Amsal 12:16). Saat orang bijak mengatakan kebenaran yang adil, orang bodoh akan mengucapkan tipu daya (Amsal 12:17). Orang bijaksana menyembunyikan pengetahuannya, sedangkan orang bodoh menyeru-nyerukan kebodohannya (Amsal 12:23). Kesimpulannya, kehidupan hanya ada di jalan kebenaran. Sementara jalan kemurtadan akan membawa kepada maut (Amsal 12:28).

Roma 3:23 menegaskan upah dosa adalah maut. Karena itu, kita bisa menarik satu garis penjelasan bahwa jalan kemurtadan akan mengarah kepada jurang maut. Apakah jalan kemurtadan ini? Yaitu jalan yang diatur dan diukur menurut pertimbangan sendiri tanpa melibatkan Allah dalam kehidupannya (bdk ay. 1). Inilah jalan yang tidak mengikuti arahan Yesus Kristus (Yoh. 14:6).

Sering kali kita tidak mau mendengarkan nasihat yang baik. Jika nasihat itu benar, mengapa kita tidak siap membuka telinga? Ketika kita hanya mau mengikuti jalan hidup tanpa mau melibatkan Tuhan, di situlah kita mengalami kejatuhan. Pengamsal mengajak kita mengambil sikap seperti yang tertulis dalam Maz. 100:3, "Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya." Sudahkah kita mengakui Dia sebagai Pencipta, Gembala, dan Pemilik hidup kita sepenuhnya? [IBS]

Kesimpulan
Di dalam hidup orang benar, terdapat segala penghiburan dan kepuasan yang sejati dan di akhir hidup terdapat sukacita yang kekal. Orang yang merencanakan kejahatan ada di bawah kutukan dan segala kemenangannya di bumi hanyalah untuk sementara.

Comments

Popular posts from this blog

2 Tawarikh 23 (MAD2T*Pagi*19 Feb*Tahun 2)

Nehemia 12 (MAD2T*Mlm*08 Maret*Tahun 2)

2 Tawarikh 5 (MAD2T*Pagi*10 Feb*Tahun 2)