Ams 2 (MAD2T*21 Jun*Tahun 2)

Amsal 2

Penjelasan Singkat
Manfaat hikmat

Isi Pasal
Bagaimana hikmat diperoleh dan digunakan. Keuntungan hikmat sejati yang tak terkatakan.

Judul Perikop
Faedah dari pada menuntut hikmat (2:1-22)

Tafsiran: Tak banyak orang yang menganggap hikmat itu penting, terutama di zaman ini. Orang lebih mengutamakan pencapaian materi atau prestasi. Nyatanya hikmat tidak bisa diukur secara fisik. Kita baru bisa melihat apakah seseorang itu berhikmat dari karakter dan nilai-nilai yang dia anut.

Bila Alkitab bicara tentang hikmat, maka kita bukan hanya bicara masalah konseptual. Bicara tentang hikmat berarti bicara tentang takut akan Tuhan dan pengenalan akan Dia (Amsal 2:5-6). Itu berarti bicara hikmat adalah bicara kemampuan orang untuk hidup mengikuti kehendak Allah. Namun kemampuan itu bukan berasal dari orang itu sendiri, karena sumber hikmat ialah Tuhan (Amsal 2:6). Hikmat itulah yang mewarnai hidup dan menolong orang untuk menjalani hari-harinya (Amsal 2:7-9). Sebab itu orang harus merespons hikmat secara tepat. Orang harus menerima perkataannya, menyimpan perintahnya, serta memperhatikan dan mencenderungkan hati kepada hikmat (Amsal 2:1-2). Di sisi lain, hikmat tidak selalu mudah didapat. Harus dicari (Amsal 2:3-4) seperti orang mencari harta terpendam.

Akan tetapi siapa yang mau bersusah payah untuk memperoleh hikmat? Tidak banyak. Namun sebagai orang beriman kita harus tahu makna hikmat bagi kita. Karena dengan hikmatlah, Tuhan mengajar kita agar piawai menghindari berbagai jebakan terhadap iman kita. Dengan hikmatlah Tuhan mempersenjatai kita untuk melawan aneka jerat dosa. Dan satu-satunya cara agar kita memiliki hikmat adalah melalui persekutuan kita dengan Tuhan secara pribadi hari demi hari. Melalui pembacaan Alkitab setiap hari Tuhan akan mendidik kita agar menjadi pribadi yang bijak dan mengalami berkat yang tersedia bagi orang yang berhikmat. Melalui Alkitablah Tuhan menyatakan diri-Nya kepada kita. Hanya Alkitab yang dapat menjadi buku pegangan kita untuk tahu bagaimana kita harus hidup. Bahkan lebih dari itu, hikmat memberi kepada yang memilikinya lebih banyak kekuatan dari pada sepuluh penguasa dalam kota (Pkh. 7:19). Kiranya Tuhan menolong kita untuk mengisi hari-hari kita dengan mencari dan mengejar hikmat yang telah Dia sediakan bagi kita.

Salah satu tanda orang berhikmat adalah moralitasnya. Hikmat memang menyediakan rambu-rambu moralitas bagi orang yang bersedia hidup di dalamnya. Nyata bahwa selain memimpin orang untuk menapaki jalan yang benar, hikmat juga melindungi orang agar tidak melangkah di jalan yang keliru.

Dalam bacaan ini kita melihat bahwa orang yang berhikmat akan terpelihara dari pengaruh orang-orang yang menyukai kejahatan (Amsal 2:10-15). Siapakah mereka? Mereka ialah orang-orang yang telah menjauhi Allah dan menghindar dari pimpinan-Nya. Mereka memilih jalan sendiri, yaitu jalan yang menuju kegelapan. Sementara orang yang menyimpan hikmat dalam hatinya akan dapat menghindari perempuan jalang dan perempuan asing yang berusaha merayu (Amsal 2:16). Mungkin yang dimaksud adalah perempuan nonIsrael yang dinikahi oleh laki-laki Israel. Pernikahan semacam ini mengandung bahaya karena perempuan-perempuan itu kemudian memengaruhi keluarganya dalam hal iman. Kita baca di sini bahwa perempuan itu sendiri sebelumnya telah meninggalkan pasangan hidupnya dan juga telah meninggalkan Allah (Amsal 2:17-18). Kejahatannya bertambah karena perempuan itu memengaruhi banyak orang untuk meninggalkan Allah (Amsal 2:19). Maka akhir hidup si perempuan itu jelas, ia akan dihukum Allah (Amsal 2:18, 22).

Namun di sisi lain, hikmat menuntun orang ke jalan yang benar (Amsal 2:20-21). Dan orang yang bersedia dipimpin oleh hikmat adalah orang yang berani untuk hidup di luar pengaruh orang-orang yang menentang Allah. Hikmat memang hanya akan memimpin orang untuk hidup berdasarkan kehendak Allah. Sebab itu bila orang tidak berhikmat, orang itu akan mudah terjebak ke dalam berbagai hal yang menjauhkan dirinya dari kebenaran Allah.

Kalimat-kalimat amsal yang begitu indah bisa mendorong kita untuk memilih jadi orang berhikmat. Namun ingatlah bahwa untuk jadi berhikmat, kita perlu menimba hikmat itu dari Sang Sumber Hikmat sendiri. Maka sediakanlah waktu Anda bagi Dia, Sang Hikmat Tertinggi hingga hikmat itu pun menjadi bagian Anda.

Comments

Popular posts from this blog

2 Tawarikh 23 (MAD2T*Pagi*19 Feb*Tahun 2)

2 Raja-Raja 25 (MAD2T*Pagi*23 Jan*Tahun 2)

1 Tawarikh 7 (MAD2T*Pagi*27 Jan*Tahun 2)