Ams 10 (MAD2T*29 Jun*Tahun 2)

Amsal 10

Penjelasan Singkat
Kebaikan dan keburukan dipertentangkan

Isi Pasal
Berkat dari jalan hidup kebenaran dan kebodohan dari jalan hidup kejahatan.

Judul Perikop
Kumpulan amsal-amsal Salomo (10:1--22:16)

Tafsiran: Mulai pasal 10 dan seterusnya kita bertemu dengan ujaran-ujaran pendek yang berisikan nasihat hikmat yang harus dipahami dengan dua hal. Pertama, gunakan akal sehat kita: kapan nasihat ini berguna, yaitu untuk situasi dan kondisi yang bagaimana. Kedua, sebagai orang beriman maka motivasi untuk memuliakan Tuhan dan memberkati sesama harus menjadi alasan pemberlakuan nasihat tersebut.

Ay. 2-5 memperlihatkan kontras antara sikap yang benar terhadap harta dan pekerjaan, dengan sikap yang salah atau keliru. Sikap yang benar terwujud dalam pengelolaan hidup yang rajin dan bertanggung jawab. Sikap tersebut berkenan di mata Tuhan sehingga berkat-Nya melimpah. Sebaliknya, orang malas sama saja dengan orang fasik yang mengharapkan kekayaan lewat jalan pintas atau kecurangan. Orang semacam ini tentu tidak akan diberkati Tuhan. Nyata terlihat bagaimana Amsal bukan mengajari orang untuk bersikap antikekayaan (Amsal 10:15), melainkan agar waspada menghadapi sikap yang keliru terhadap harta.

Ay. 6-14 membicarakan masalah keselarasan hati dan kata-kata. Hati adalah pusat kehidupan. Bila orang memiliki hati yang benar, seharusnya kata-kata dan perbuatannya pun mendatangkan kebaikan bagi sesama dan berkenan bagi Tuhan. Sebaliknya kebodohan dan kelicikan dalam kata dan tindakan, lahir dari hati yang jahat. Akibat dari tindakan dan perkataan yang jahat biasanya bukan hanya merugikan orang lain, tetapi juga membinasakan diri sendiri (Amsal 10:14).

Amsal mengingatkan kita bahwa di dalam segala hal, kita harus menghindarkan hati dari motivasi yang salah. Dari batin yang tidak benar akan lahir sikap, perilaku, dan perkataan yang tidak benar pula. Itu akan menyebabkan kerugian bagi banyak pihak. Orang akan disakiti oleh kata-kata yang tajam atau penuh tipu daya, sementara diri sendiri akan menuai dampak dijauhi orang lain. Lihatlah, betapa kita memerlukan hikmat. Karena tanpa hikmat, kita menuai kehancuran dan menyeret orang lain ke dalamnya.

Modal dasar untuk memiliki hikmat adalah takut akan Tuhan. Orang yang takut akan Tuhan akan menanggalkan sikap yang egosentris dan mengizinkan Tuhan mendidik dia di dalam kebenaran. Didikan Tuhan dimulai dari sikap hati yang mau diajar dan tidak malas belajar (Amsal 10:17, 26). Sikap hati yang benar menundukkan diri untuk taat pada Tuhan. Ketaatan pada disiplin yang diterapkan Tuhan membawa berkat yang nyata dalam hidup ini, yaitu umur panjang (Amsal 10:27) dan hidup penuh kebahagiaan (Amsal 10:28).

Disiplin yang dimaksud di sini adalah disiplin dalam berkata-kata (Amsal 10:18-21). Kuncinya adalah biarkan hati dan pikiran yang sudah dikuduskan Allah mengendalikan kata-kata kita dan bukan sebaliknya, kata-kata yang mengendalikan sikap! Biarlah setiap perkataan yang keluar dari mulut kita dipikirkan matang-matang terlebih dulu: apakah akan menjatuhkan orang lain atau sebaliknya, memberkati sesama kita (Amsal 10:20-21). Diam sejenak sebelum merespons merupakan sikap berhati-hati yang akan menuai penghargaan dan penghormatan dari Tuhan maupun dari orang lain. Sebaliknya bicara tanpa pikir panjang sering mengakibatkan pertengkaran dan berujung pada penyesalan yang tak ada gunanya, bak nasi sudah menjadi bubur (Amsal 10:18-19). Betapa banyaknya kata-kata yang salah mengubah persahabatan jadi permusuhan, damai sejahtera menjadi medan peperangan, simpati dan empati menjadi kecurigaan dan dendam.

Perkataan orang benar sangat berharga. Sebab itu, bukan hanya pengkhotbah yang harus fasih lidah, semua orang percaya pun harus memiliki keandalan dalam berkata-kata. Bukan hanya dengan maksud untuk menyenangkan hati orang belaka, tetapi juga untuk menghibur, menguatkan, dan membangun sesama kita. Bila kita merasa tidak memiliki kemampuan untuk berbicara dengan fasih, jangan berkecil hati. Kata-kata bijak bukan lahir karena talenta atau asil latihan, tetapi terutama dari memelihara relasi yang baik dengan Tuhan, Sumber Hikmat dan kebajikan

Comments

Popular posts from this blog

2 Tawarikh 23 (MAD2T*Pagi*19 Feb*Tahun 2)

2 Raja-Raja 25 (MAD2T*Pagi*23 Jan*Tahun 2)

1 Tawarikh 7 (MAD2T*Pagi*27 Jan*Tahun 2)