Ams 1 (MAD2T*20 Jun*Tahun 2)

Amsal 1

Penjelasan Singkat
Tujuan Amsal

Isi Pasal
Penjelasan hikmat dengan anak-anak manusia dan kehancuran yang pasti atas mereka yang tidak mau mendengarkan panggilan Hikmat.

Judul Perikop
Tujuan Amsal ini (1:1-7)
Nasihat dan peringatan (1:8-19)
Nasihat hikmat (1:20-33)

Tafsiran: Kitab Amsal dimulai dengan pokok bahasan yang memaparkan maksud dan tujuan penulisan kitab Amsal. Kitab ini membimbing pembaca untuk hidup dengan kebijaksanan, disiplin, berpengetahuan, dan hidup dalam kebenaran. Tulisan-tulisan Amsal yang terfokus pada hikmat yang muncul sampai 41 kali dalam kitab ini menunjukkan betapa pentingnya untuk dicermati oleh pembacanya. Melalui kata-kata bijak yang ditulis dalam bentuk syair, peribahasa, pernyataan-pernyataan pengajaran, penulis mendesak pembacanya agar memiliki hikmat dalam seluruh aspek hidup.

Takut akan Tuhan, adalah tema dari seluruh tulisan kitab Amsal, dan merupakan awal dari hidup berhikmat. "Takut" bukan berarti 'ngeri', 'seram', tetapi lebih menunjukkan sikap hormat, menjunjung tinggi, menundukkan diri pada kedaulatan Allah dan menaati perintah-perintah-Nya. Tuhan adalah sumber hikmat tertinggi dan ilahi. Karena itu setiap orang perlu datang kepada Sang Sumber hikmat dan memperoleh hikmat daripada-Nya. Setiap manusia harus mengakui bahwa segala kepandaian dan kemampuan yang ada padanya berasal dari Allah, Sumber hikmat. Siapa pun yang mau datang memperoleh hikmat daripada-Nya akan memiliki hidup bijaksana, bermoral tinggi, dan selaras dengan kehendak-Nya.

Seorang anak bergantung sekali pada orang tua. Saat beranjak remaja, teman akan berpengaruh besar hingga ia lebih suka mendengar teman dibanding orang tua. Sungguh prihatin bila remaja memiliki teman yang memberi pengaruh negatif dan sungguh tragis bila orang tua bila tidak dapat menanamkan pengaruh apa pun dalam diri anak mereka.

Bagian ini menyajikan nasihat, mungkin nasihat orang tua kepada anak atau bisa juga nasihat seorang guru kepada anak didiknya mengenai relasi dengan orang di sekitarnya.

Lingkaran relasi yang pertama adalah relasi di dalam rumah, yaitu antara anak dengan orang tua. Si anak dianjurkan untuk memberi perhatian serius pada ajaran orang tua karena itulah harta berharga bagi hidupnya (Amsal 1:8-9). Maka mau memperhatikan adalah tindakan penting yang harus dilakukan si anak. Namun orang tua pun harus menyediakan waktu untuk berbagi hidup dengan anak.

Lingkaran relasi yang kedua adalah antara anak dengan lingkungan pergaulannya. Namun teman dapat memberi pengaruh kuat, terutama dalam diri remaja yang tidak memiliki teladan. Bila si remaja tidak memiliki rasa aman di dalam dirinya, ia bisa mudah tertarik kepada orang-orang yang menawarkan kekuasaan atas orang lain (Amsal 1:10-14). Memang banyak sekali terbentuk geng di dalam lingkungan remaja, yang menjurus ke arah premanisme dan belakangan berkembang menjadi jaringan perdagangan narkotika. Itu sebabnya penulis amsal menasihati si anak dalam hal memilih orang yang patut dijadikan teman (Amsal 1:15-19).

Melihat dunia yang dihadapi anak, kita tahu peranan relasi orang tua dengan anak. Maka sebagai orang tua, tanamkan rasa percaya anak terhadap Anda dan berikan teladan agar anak merasa nyaman untuk berbagi hidup dengan Anda. Sebagai anak, ketahuilah bahwa Tuhan memerintahkan kita menghormati orang tua karena Ia telah memercayakan Anda dalam pendidikan orang tua Anda. Dan bagi Anda yang melayani generasi muda, ingatlah pentingnya peranan Anda untuk merebut mereka dari pengaruh dunia berdosa dan membuat mereka mau menjalani hidup di dalam Tuhan.

Dua kualitas hidup yang kontras, yaitu: bebal dan berhikmat, adalah akibat dua sikap memilih yang bertentangan. Hikmat terbuka, bahkan aktif mengundang setiap orang, seumpama penjaja barang di pasar-pasar. Orang yang menutup telinga terhadap undangan tersebut, menutup juga kemungkinan untuk memiliki dan menjalani kehidupan yang berbahagia. Hanya orang yang menerima undangan itu dengan segala konsekuensinya, yang akan memiliki kehidupan terpuji.

Respons aktif. Kehidupan tidak dapat berjalan dengan sendirinya, seumpama menjalani "nasib" yang tak mungkin terubahkan. Tetapi kehidupan adalah pengalaman-pengalaman yang nyata, hasil pengambilan keputusan dan kerelaan menerima akibatnya. Orang yang berpengalaman memiliki semua itu sebagai "nasib" baiknya. Sebaliknya orang yang bebal, gagal dalam hidup, terbuang dari Tuhan, tidak disebabkan oleh "nasib" buruknya. Allah telah menawarkan hikmat-Nya, yang selayaknya disambut secara aktif dalam bentuk memperhatikan, memilih takut akan Tuhan, menerima nasihat, dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Pilihan kita pada masa kini akan menjadi "nasib" kita kelak!

Doa: Ya Tuhan, berikanku hikmat-Mu, agar aku dituntunnya dalam hidup terang firman-Mu.

Comments

Popular posts from this blog

2 Tawarikh 23 (MAD2T*Pagi*19 Feb*Tahun 2)

2 Raja-Raja 25 (MAD2T*Pagi*23 Jan*Tahun 2)

1 Tawarikh 7 (MAD2T*Pagi*27 Jan*Tahun 2)