Maz 89 (MAD2T*Pagi*19 Mei*Tahun 2)
Mazmur 89
Penjelasan Singkat
TUHAN dipuji karena kuasaNya
Isi Pasal
Sukacita dan pujian atas kebesaran Allah. Keluhan atas perjanjian yang sepertinya gagal dan doa memohon pertolongan.
Judul Perikop
Kesetiaan TUHAN kepada Daud (89:1-52)
Tafsiran: Mazmur 89 merupakan mazmur yang kompleks. Arah dinamika mazmur ini agak berbeda dari mazmur keluhan pada umumnya. Biasanya mazmur keluhan mulai dengan situasi yang menjadi alasan pemazmur mengeluh dan memohon pertolongan. Lalu, pernyataan iman atau keyakinan atau syukur, kadang ditutup dengan mengulang kembali keluhan dan permohonan yang sebelumnya.
Mazmur 89 mulai dengan pujian akan kasih setia Tuhan (Mazmur 89:2-19). Lalu, pemazmur memaparkan bagaimana Tuhan pernah berjanji untuk menyatakan kasih setia-Nya kepada Daud yang telah Tuhan pilih sebagai raja atas umat-Nya (Mazmur 89:20-38). Bagian akhir mazmur ini, ayat 39-53 justru merupakan keluhan dan permohonan pemazmur agar Tuhan tidak mengkhianati kasih setia-Nya kepada Daud. Sepertinya pemazmur melihat bahwa Tuhan telah membatalkan perjanjian-Nya dengan Daud dan keturunannya. Benarkah?
Pemazmur mulai dengan pujian kepada Tuhan, karena telah menyatakan kasih setia-Nya dengan memilih Daud dan keturunannya sebagai raja atas umat-Nya (Mazmur 89:4-5). Apa yang membuat pemazmur meyakini bahwa kasih setia Tuhan dapat diandalkan? Sebab Tuhan yang bertakhta di langit adalah Allah yang perkasa, sanggup mengendalikan alam ciptaan dengan kemahakuasaan dan kasih setia-Nya. Ini nyata lewat konsistensi Tuhan dalam menundukkan alam ciptaan, termasuk di dalamnya kuasa-kuasa yang memberontak terhadap Dia. Tuhan setia dan sanggup menjamin kesetiaan dengan kemahakuasaan-Nya.
Pemazmur meyakini hal itu dengan melihat sejarah keperkasaan Allah dalam menaklukkan kekacauan, yang dilambangkan dengan laut (Mazmur 89:10), Kita kini memiliki jaminan yang juga pasti, yaitu Yesus yang sudah menaklukkan dosa dan maut melalui kematian-Nya. Janji-Nya bahwa setiap orang yang percaya Yesus memiliki hidup kekal pasti digenapi!
Di mana kasih setia Allah? Ada saat-saat di dalam hidup kita ketika kita merasa begitu mengenal Allah, menikmati kasih-Nya, dan hidup bersyukur kepada-Nya. Namun, seringkali pula Allah yang kita percayai tidak menjawab realitas hidup kita setiap hari.
Awal bacaan kita hari ini (ayat 20-38) masih merupakan pengembangan ide mengenai Daud yang ada dalam ayat 4-5. Ada 4 hal di sini yang dapat diamati. Pertama, keluarga kerajaan Daud bisa berdiri karena pemilihan Allah yang penuh anugerah (ayat 20). Kedua, masa depan dinasti Daud didasarkan atas janji-janji Allah (ayat 22-26). Ketiga, perjanjian antara Daud dengan Allah merupakan hubungan yang khusus, ketika Daud diangkat menjadi anak Allah yang sulung (ayat 28). Dengan demikian, Daud memiliki hak yang lebih daripada raja-raja lain di dunia. Keempat, hubungan ini tidak akan pernah dapat dipatahkan karena didasarkan pada sumpah Allah sendiri (ayat 36). Betapa luar biasanya kasih setia Allah!
Namun, mazmur yang mengagungkan kasih setia Allah ini juga menimbulkan pertanyaan, "Di mana kasih setia Allah?" Pemazmur menemukan kontradiksi. Allah yang berjanji itu juga yang seakan-akan mengingkari ucapan-Nya sendiri. Allah menolak Daud. Takhtanya ditumbangkan, kota serta benteng-bentengnya diruntuhkan. Sesuatu yang ironis mencuat: tangan kanan Allah yang berkuasa (ayat 14) kini tidak lagi memerintah, tetapi justru tangan kanan musuh-musuh Daud yang ditinggikan (ayat 43).
Maka, ratapan pemazmur mengalir keluar dari mulutnya, "Berapa lama lagi?" Pemazmur tidak dapat mengerti apa yang terjadi. Kenyataan pahit yang dilihatnya membuat ia berbicara mengenai kesia-siaan hidup (ayat 48). Namun, misteri ini tidak terpecahkan. Jawaban itu akan muncul ketika Kristus menggenapi janji Allah dengan mengokohkan takhta Daud selamanya. Apa yang dapat dilakukan pemazmur waktu itu di dalam ketidaktahuannya? Ia hanya dapat memuji Allah (ayat 53). Dalam situasi seperti itu, mungkin pujian yang singkatlah yang paling tepat dinaikkan.
Renungkan: Banyak perkara yang tidak dapat kita mengerti. Allah kadang begitu sulit ditebak. Dalam situasi seperti itu, kita diajar untuk tetap mengimani janji Allah dan bersyukur pada-Nya.
Comments
Post a Comment