Maz 78 (MAD2T*Pagi*13 Mei*Tahun 2)
Mazmur 78
Penjelasan Singkat
Murka TUHAN terhadap Israel
Isi Pasal
Dosa Israel yang membuat Allah jengkel. Tanda ketidaksukaan Allah sebagai akibatnya.
Judul Perikop
Pelajaran dari sejarah (78:1-72)
Tafsiran: Mazmur 78 adalah mazmur sejarah. Apalagi tujuannya, kalau bukan mengajar umat Tuhan? Agar setiap generasi yang akan datang dapat mengenal firman Tuhan turun temurun karena pengajaran generasi sebelumnya (Mazmur 78:5-6). Agar setiap generasi percaya kepada Tuhan, tidak melupakan perbuatan-Nya, dan memegang perintah-Nya (Mazmur 78:7). Agar generasi mendatang tidak mengulang kesalahan nenek moyang mereka (Mazmur 78:8).
Sejarah yang dipaparkan di sini adalah sejarah pahit kerajaan Israel yang diwakili Efraim. Mereka adalah umat pilihan, tetapi karena ketidaksetiaan pada Taurat dan Perjanjian Sinai (Mazmur 78:9-11), disingkirkan (Mazmur 78:65-67). Sebaliknya Tuhan meneguhkan perjanjian-Nya kepada Yehuda dan Daud (Mazmur 78:68-72). Yang terjadi di sini mencerminkan karakter Allah yang kudus walau penuh kasih.
Catatan sejarah Israel pada masa lampau diungkap untuk menunjukkan konsistensi karakter Allah dalam menghadapi umat-Nya sendiri yang terus menerus tidak setia. Ayat 17-31 mencatatkan ketidaksetiaan Israel di padang gurun. Mereka berulangkali mencobai Allah dengan tidak percaya, menggerutu, dan menolak -Nya. Walaupun Tuhan murka dan menghukum, tetapi tetap berbelas kasih pada mereka (Mazmur 78:32-39). Ia sadar mereka hanyalah manusia fana, maka penghukuman-Nya pun tidak habis-habisan. Sayang, mereka tetap menunjukkan ketidaksetiaan bukan hanya saat di padang gurun, bahkan saat sudah masuk tanah perjanjian (Mazmur 78:40-64). Mereka melupakan tangan kasih dan kuasa-Nya yang menyertai mereka dan membalas kasih setia-Nya dengan dengan berkhianat dan menyembah berhala. Sampai Ia harus menghukum mereka dengan penawanan oleh musuh.
Tujuan belajar sejarah adalah agar tidak mengulang kesalahan, menghargai keadilan dan kasih Allah yang dinyatakan. Jangan menunggu sampai sejarah serupa menimpa Anda, baru bertobat!
Comments
Post a Comment