Maz 51 (MAD2T*Pagi*30 April*Tahun 2)
Mazmur 51
Penjelasan Singkat
Doa dan pengakuan Daud
Isi Pasal
Doa penyesalan Daud.
Judul Perikop
Pengakuan dosa (51:1-19)
Tafsiran: Kejatuhan sekejap menjadikan Daud yang besar itu menjadi kerdil. Dosa memang membuat orang menjadi tak berdaya, rendah, hancur, bermasa depan kelam, terhukum di bawah murka Allah. Orang nomor satu di kerajaan Israel, figur kebanggaan bangsa, wakil Allah untuk memimpin bangsa, mengungkapkan satu pengakuan yang paling sulit. Sungguh sulit, jika seorang yang sukses, punya nama besar, sangat dikagumi, harus mengaku bahwa dirinya adalah manusia, tidak berdaya, dikandung dalam dosa (ayat 7), sadar akan dosa, dan senantiasa bergumul melawan dosa. Inilah pernyataan paling jujur tentang manusia yang tanpa daya, yang memerlukan karya besar Allah demi keselamatannya.
Kebesaran Allah. Ketika sampai pada kesadaran tentang keberadaan diri yang berdosa, lahirlah pengakuan tentang Allah yang begitu besar dalam kuasa dan kasih-Nya. Itulah tanda pertobatan sejati. Orang tidak lagi memandang diri sendiri tetapi Allah, tidak lagi mencari alasan tetapi mengakui telanjang di hadapan Allah, tidak lagi mencari jalan keluar semu, tetapi mencari pembaruan, penerimaan Allah, dan pembaruan hati terdalam.
Renungkan: Hanya kemurahan Allah dalam Kristus mengampuni dan membebaskan dari kuasa dosa dan memberikan pembaruan sejati.
Mazmur pengakuan dosa ini mengungkapkan perasaan terdalam Daud terhadap dirinya yang telah melakukan dosa, dan yang tanpa disadarinya telah berbuahkan dosa yang kelak menimbulkan pertumpahan darah tak henti di keluarganya. Mazmur ini juga mengungkapkan kasih setia dan belas kasih Tuhan terhadap orang yang diperbudak dosa, yang tidak berdaya menyelesaikannya sendiri.
Jijik, demikian perasaan Daud saat ia menyadari keberdosaannya (Mazmur 51:5-7). Ungkapan "dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku" tidak boleh dimengerti sebagai pernyataan doktrin bahwa hubungan seks adalah dosa atau perempuan yang melahirkan anak adalah dosa. Ungkapan itu adalah perasaan jijik Daud terhadap diri sendiri yang begitu dalam terlibat dengan dosa. Ia diperbudak oleh nafsu kedagingan, disetir oleh upaya menutupi dosanya dengan mengkambinghitamkan orang lain, puncaknya ia membinasakan orang itu (Mazmur 51:16).
Gelisah dan tidak ada damai, demikian perasaan Daud, yang menyimpan dosa-dosanya begitu rapi di hadapan orang lain (Mazmur 51:10-14). Kalau bukan Natan yang diutus Tuhan untuk membongkarnya, Daud pasti masih terlena (Mazmur 51:2Sam. 12). Tegoran keras itu menyadarkan Daud untuk menghampiri takhta kudus Allah dan memohon pengampunannya. Hanya Tuhan yang dapat menyucikan dirinya dari noda dosa dan mendamaikan hatinya.
Celakalah orang yang hati nuraninya sudah kebal yang tidak merasa bersalah, yang bisa tidur tenang di atas penderitaan orang lain. Ia akan binasa tanpa mendapat pengampunan. Kalau Anda merasa jijik terhadap dosa-dosa Anda dan tiada damai sejahtera dalam batin Anda karena kejahatan Anda, itu tandanya Anda belum kehilangan kesempatan. Jiwa yang hancur dan hati yang patah dan remuk justru menjadi perhatian Allah. Dia ahli mengobati kehidupan yang rusak akibat dosa.
Comments
Post a Comment