Maz 18 (MAD2T*Mlm*13 April*Tahun 2)

Mazmur 18

Penjelasan Singkat
Daud memuji TUHAN

Isi Pasal
Pujian atas penyelamatan Allah yang mengagumkan.

Judul Perikop
Nyanyian syukur Daud (18:1-50)

Tafsiran: Ungkapan pertama pemazmur kepada Allah menyentuh hati kita, "Aku mengasihi Engkau, ya Tuhan kekuatanku!" (ayat 2). Ini menggambarkan kualitas hubungan tertinggi dalam diri pemazmur dengan Tuhan. Bagaimana proses sampai ia tiba dalam hubungan semesra itu dengan Tuhan?

Jawaban pertanyaan itu ada dalam pengalaman hidup berat yang telah dialami pemazmur, ia telah terbelit oleh bisa yang mematikan (ayat 4-6). Namun Allah mendengar jerit si lemah yang tak berdaya itu (ayat 7). Pengalaman itu membuat pemazmur makin yakin akan kebaikan dan kasih Allah.

Dalam mazmur ini ada dua macam bahasa perlambangan yang dipakai untuk melukiskan sikap dan tindakan Allah yang telah dialami pemazmur. Pertama, Allah dalam bahasa perang: perisai, kubu pertahanan, kota benteng (ayat 3). Sungguh Allah ikut campur menyelamatkan orang yang mempercayakan diri pada Dia dari berbagai ancaman dalam hidup. Kedua, Allah dalam bahasa pengalaman menghadapi kuasa dahsyat alam (Allah gunung batuku, tempat perlindungan, ayat 3b). Kekuatan alam selain bisa mengungkapkan kekuatan penghancur, juga mengungkapkan kekuatan penyelamatan dan perlindungan. Dalam mazmur ini kekuatan penghancur dalam alam dan peperangan menjadi alat Allah untuk menghancurkan musuh orang beriman.

Pengalaman hidup yang berat menyadarkan pemazmur akan keterbatasannya dan kesempatan untuk bergantung pada Allah. Pengalaman menakjubkan itu melahirkan puji-pujian kepada Tuhan (ayat 2-4). Tuhan bagi pemazmur bukan lagi teori tetapi nyata sebagai bukit batu dan gunung batu yang tak tergoyahkan; kubu pertahanan dan kota benteng, tempat persembunyian dari musuh; perisai, penangkal senjata musuh. Maka ketika Anda mengalami beratnya hidup, cari dan alamilah Tuhan dalam kesempatan berharga itu. Jadikan pengalaman hidup berat menjadi proses pendidikan melalui mana Allah makin nyata bagi Anda. Kasih Anda pun kelak makin mesra pada Dia.

Pemazmur percaya bahwa Allah menyelamatkan dia karena ia adalah orang benar. Hidupnya seturut dengan hukum Tuhan. Dua kali dia mengulang pernyataan bahwa "Tuhan memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku" (ayat 21, 25). Pernyataan pemazmur mungkin mengherankan bagi kita, yang sering berpikir bahwa tindakan Allah semata-mata terjadi karena anugerah-Nya dan tidak bergantung pada tindakan manusia. Namun pemazmur tidak salah. Allah, yang telah mengadakan perjanjian dengan Israel, berulang-ulang menekankan bahwa jika umat-Nya taat pada perjanjian-Nya maka Ia akan memberkati mereka. Sebaliknya jika umat tidak taat maka Ia akan menghukum mereka (band. Im. 26; Ul. 28). Pemazmur percaya bahwa Allah akan setia pada umat yang setia pada Dia (ayat 26-27). Kesetiaan Allah pada pemazmur dinyatakan dengan pemberian kuasa yang besar, sampai bangsa-bangsa pun takluk kepada dia (ayat 44-46). Anugerah Allah bekerja dalam hidup orang beriman sehingga terjadi proses pembentukan hidup yang ajaib (ayat 31-43). Allah akan merespons dengan berbagai tindakan ajaib yang membuat hidup orang beriman jadi makin serasi dengan kemurahan Allah.

Ketaatan dan anugerah merupakan dua hal yang sangat penting dalam ajaran firman Tuhan. Allah akan merespons dengan anugerah yang berlimpah ketika kita taat dan melakukan kewajiban kita kepada-Nya. Anugerah dan ketaatan tidak bertolak belakang, melainkan bagai dua sisi dari satu keping uang. Karena itu Paulus dapat berkata "Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang .... Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku" (ayat ##C Mazmur 18:1Kor. 15:10). Paulus melihat bahwa keberadaan dirinya semata-mata karena anugerah Allah yang direspons dengan benar.

Apakah kita mendambakan tindakan baik Allah? Marilah kita memintanya kepada Tuhan. Namun jangan lupa bahwa kita perlu taat melakukan segala perintah-Nya.

Pengalaman hidup pemazmur bersama Allah penuh dengan dinamika. Ia mengalami tekanan dalam hidup, tetapi kemudian merasakan kelepasan dan kemenangan karena Allah. Itulah sebabnya, ia menutup mazmurnya dengan syukur dan puji-pujian.

Puji-pujian pemazmur dimulai dengan pernyataan iman bahwa Tuhan hidup (ayat 47). Ini nyata di dalam pengalaman yang telah dijalani pemazmur. Pergumulan hidup dan kelepasan yang dia peroleh membuat pemazmur belajar dan menemukan bahwa Allah adalah Tuhan yang hidup. Maka kelepasan dan kemenangan dari musuh menjadi sesuatu hal yang bisa terjadi (ayat 48-49), karena Allah yang berperan di dalam segala sesuatu yang terjadi. Tuhan menyatakan anugerah-Nya kepada pemazmur dengan menjadikan dia sebagai raja atas umat pilihan-Nya. Namun bukan hanya itu. Tuhan juga menyatakan kesetiaan-Nya kepada keturunan pemazmur, sebagai orang yang Dia urapi (ayat 51). Tidak mungkin berhala mati buatan tangan manusia melakukan semua itu. Hanya Tuhan yang hidup, yang mulia dan yang berkuasa! Itu semua membuat pemazmur mengumandangkan syukurnya, bahkan sampai menembus batas ruang lingkup bangsanya (ayat 50). Ia ingin bangsa-bangsa mengetahui juga kebesaran dan kemuliaan Allahnya.

Orang yang mengalami anugerah Allah di dalam Kristus atas hidupnya tidak mungkin hidup tanpa rasa syukur dan pujian kepada Allah. Dan orang yang di dalam dirinya telah lahir syukur dan pujian, tidak mungkin berdiam diri saja atau menyimpan semua itu di dalam hati. Syukur dan pujian niscaya bersuara dan harus berbicara. Orang-orang disekeliling kita perlu tahu bahwa Tuhanlah yang telah berkarya di dalam hidup kita. Dengan demikian akan ada orang yang tertarik kepada Allah di dalam Kristus karena kekaguman atas campur tangan-Nya di dalam hidup kita. Kiranya kita menjadikan hidup kita sebagai lagu pujian yang mengumandangkan karya dan kemuliaan Allah yang mulia.

Comments

Popular posts from this blog

2 Tawarikh 23 (MAD2T*Pagi*19 Feb*Tahun 2)

2 Raja-Raja 25 (MAD2T*Pagi*23 Jan*Tahun 2)

1 Tawarikh 7 (MAD2T*Pagi*27 Jan*Tahun 2)