2 Tawarikh 6 (MAD2T*Mlm*10 Feb*Tahun 2)

2 Tawarikh 6

Penjelasan Singkat
Salomo memberkati umat Israel

Isi Pasal
Khotbah dan doa Salomo.

Judul Perikop
TUHAN menepati janji-Nya kepada Daud (6:3-11)
Doa Salomo (6:12-42)

Tafsiran: Pembangunan Bait Allah akhirnya selesai, tetapi masih ada pekerjaan penting yang perlu dilakukan, yaitu penahbisan Bait Suci. Maka Salomo mengumpulkan tua-tua Israel, kepala suku, serta para pemimpin puak agar berkumpul di Yerusalem. Tujuannya adalah mengangkut tabut perjanjian Tuhan dari Sion untuk ditempatkan di Bait Allah (2 Tawarikh 5:2).

Semua orang telah siap melaksanakan peran mereka. Para penyanyi orang Lewi dan para peniup nafiri juga telah siap (2 Tawarikh 5:12-13), begitu pula para imam dan orang Lewi yang lain. Orang Lewi dan para imamlah yang mengangkat tabut, kemah pertemuan, dan segala barang kudus yang ada dalam kemah itu (2 Tawarikh 5:5, 7, 11). Para imam pula yang masuk dan menempatkan tabut perjanjian di dalam ruang maha kudus. Sedangkan Salomo, tua-tua Israel, para pemimpin suku dan kaum berdiri di hadapan tabut dan memberikan persembahan (2 Tawarikh 5:6).

Mengapa Salomo tidak ikut dalam iringan para imam dan membawa tabut perjanjian? Bukankah dia berperan besar dalam pembangunan Bait Allah? Memang. Namun Salomo paham betul aturan di dalam Im. 21:6, 8 dan Bil. 3:7-8 mengenai tugas imam dan orang Lewi untuk membawa tabut perjanjian. Tugas itu tak boleh dialihkan kepada siapa pun, sekali pun raja. Itulah sebabnya Salomo tidak ambil bagian dalam penahbisan Bait Suci. Tugasnya sudah selesai. Tiba saatnya para imam dan orang Lewi melakukan tugas mereka. Salomo menempatkan diri sebagaimana seharusnya.

Ini pelajaran bagi kita, sebagai jemaat dari gereja tempat di mana kita menjadi anggota. Di dalam setiap institusi gereja, ada orang-orang yang dipercaya untuk melakukan tugas tertentu. Atau dengan kata lain, mereka dipercaya menduduki jabatan-jabatan di dalam gereja agar gereja dapat memenuhi tugas panggilannya untuk melayani umat. Sebagai jemaat, tentu kita tidak boleh terlalu banyak mencampuri pelayanan mereka. Yang dapat kita lakukan adalah memberikan saran bila dianggap perlu. Kita juga bisa mendoakan mereka agar dapat melakukan pelayanan dengan sebaik-baiknya.

Betapa sukacitanya bangsa Isarel saat itu karena Bait Allah telah selesai dibangun. Apalagi Allah berkenan memenuhi bait itu dengan kemuliaan-Nya (2Taw. 5:13-14). Bagi Salomo, Allah sendirilah yang telah membangun Bait-Nya. Maka Salomo memberikan kesaksian dan memuji Tuhan karena ia melihat bahwa selesainya pembangunan Bait Suci merupakan wujud pemenuhan janji Tuhan, secara khusus pada Daud, ayahnya (4, 10). Dari ungkapan syukur yang Salomo ungkapkan, kita bisa melihat bagaimana ia berpegang pada janji Tuhan. Ia mengingat betul janji Allah dan meyakininya sampai pada akhirnya ia sendiri bisa melihat bagaimana Tuhan menggenapi janji-Nya. Selain itu Salomo juga konsisten pada cara berpikir dan sikap hidup yang menghayati bahwa keberhasilan adalah wujud pemenuhan janji Tuhan. Keberhasilannya membangun Bait Suci bukan karena kemampuan atau kehebatannya sebagai seorang raja.

Memercayai janji Tuhan dan meyakini bahwa Tuhan tidak akan ingkar janji adalah sikap yang perlu kita pelihara sebagai seorang pengikut Kristus. Ini memang tidak mudah sebab yang sering terjadi adalah kita melihat persoalan lebih besar kuasanya dari kuasa Tuhan. Tidak jarang kita merasa Tuhan begitu lama menepati janji-Nya, ada juga yang merasa bahwa Allah lupa akan janji-Nya, atau merasa tidak sabar menantikan jawaban Tuhan. Seharusnya kita menantikan penggenapan janji Tuhan dengan tetap sabar, setia, dan tekun melakukan tugas kita, bukan menuntut Allah agar segera memenuhi keinginan kita. Ini adalah persoalan yang serius. Seharusnya kita bisa melihat bahwa apa yang kita terima saat ini, baik itu keberhasilan atau kesuksesan dalam pekerjaan, pelayanan, dan keluarga adalah wujud pemenuhan janji Tuhan bagi kita. Maka sudah seharusnya kita memuji Tuhan.

Ingatlah bahwa Allah kita setia, Dia tidak pernah ingkar janji. Segala yang Ia ucapkan pasti akan Ia tepati. Satu hal yang perlu kita lakukan adalah tetap setia, taat, dan bertekun dalam pelayanan sampai Ia memenuhi janji-Nya.

Doa yang istimewa. Setelah Salomo memuji Allah karena berkat-Nya di masa lalu, ia melanjutkan dengan doa bagi masa depan Israel. Pendahuluan doa dimulai dengan menggambarkan situasi yang sebenarnya (ayat 12-13). Ia berdiri di atas mimbar tembaga, yang kira-kira panjang dan lebarnya 2,3 m, dan tingginya 1,3 meter, lalu berlutut dan menadahkan tangannya. Ini semua dilakukannya di depan seluruh jemaah, di tengah halaman luar bait Allah, kemungkinan bagian halaman untuk kaum awam. Dengan gambaran ini, kita mengerti betapa agung dan hikmatnya peristiwa tersebut. Lalu, Salomo menaikkan doanya. Pertama, doa untuk kerajaan (ayat 14-17). Doanya dimulai dengan pengakuan bahwa Yahweh begitu unik dan berkuasa. Penyelesaian bait Allah merupakan salah satu perwujudan superioritas Allah. Allah setia pada perjanjian kasih-Nya kepada orang-orang yang memberikan segenap hati kepada-Nya. Karena itu, komunitas pascape mbuangan harus hidup demikian pula. Kemudian ia meminta agar Allah memenuhi janji-Nya kepada Daud, sebagaimana ketaatan yang ia tunjukkan terhadap hukum Allah.

Kedua, doa untuk bait Allah (ayat 18-39). Bagian ini dimulai dengan pujian kepada Allah yang besar (ayat 18), lalu beranjak meminta hal-hal umum di dalam kerendahan hatinya agar bait Allah sungguh menjadi tempat yang efektif untuk berdoa kepada Allah (ayat 19-21). Bukankah Allah menempatkan nama-Nya di sana? Setelah itu, ia meminta hal-hal yang lebih khusus: mengenai sumpah keadilan (ayat 22-23), mengenai kekalahan, pengakuan dosa Israel, dan pemulihannya (ayat 24-25), mengenai kekeringan (ayat 26-27), mengenai bencana-bencana lainnya (ayat 28-31), mengenai orang asing (ayat 32-33), mengenai perang (ayat 34-35), mengenai pembuangan Israel (ayat 36-39). Dari permohonan-permohonan ini, pertobatan dan ketaatan Israel menjadi kunci pemulihan dari Allah yang hadir di dalam bait-Nya. Ketiga, doa untuk bait Allah dan kerajaan (ayat 40-42). Bagian ini merupakan penutup, yang menekankan perjanjian antara Allah dengan Daud agar kehadiran dan kesetiaan-Nya menjadi dasar kehidupan!

Renungkan: Di dalam doa, pastikan Anda tidak hanya ingin menikmati kehadiran Allah, tetapi ungkapan taat dan setia kepada-Nya.

Comments

Popular posts from this blog

2 Tawarikh 23 (MAD2T*Pagi*19 Feb*Tahun 2)

2 Raja-Raja 25 (MAD2T*Pagi*23 Jan*Tahun 2)

1 Tawarikh 7 (MAD2T*Pagi*27 Jan*Tahun 2)