2 Tawarikh 3 (MAD2T*Pagi*09 Feb*Tahun 2)

2 Tawarikh 3

Penjelasan Singkat
Pendirian Bait Suci

Isi Pasal
Bait Suci dimulai. Bahan-bahan dan ukuran-ukurannya.

Judul Perikop
Salomo mendirikan Bait Suci (3:1-14)
Benda-benda logam Bait Suci (3:15--5:1)

Tafsiran: Pembangunan Bait Allah di Gunung Moria, di Yerusalem telah dimulai. Ukurannya sangat besar, panjang 27 meter, lebar 9 meter, dan tinggi 54 meter (2 Tawarikh 3:1-4). Ruang maha kudus dilapisi emas seberat 20 ton (ayat 8). Paku-pakunya terbuat dari emas (2 Tawarikh 3:9). Permata-permata mahal dipakai sebagai perhiasan. Kayu yang dipergunakan adalah kayu terbaik (2 Tawarikh 3:5). Pembangunan pun dikerjakan dengan bersungguh-sungguh.

Kesungguhan Salomo membangun Bait Allah tak hanya terlihat dari upayanya menyediakan bahan bangunan yang terbaik dan orang-orang yang ahli membangun. Ia juga serius mengikuti aturan-aturan yang terdapat dalam Kel. 26:33-34 (bdk. 2Taw. 3:8) tentang pembuatan ruang maha kudus, Kel. 25:18-20 (bdk. 2Taw 3; 10-13) tentang pembuatan kerub-kerub dan Kel. 26:31 (2 Tawarikh 3:2Taw. 3:14) tentang pembuatan tabir. Dari sini kita bisa melihat bagaimana Salomo mengembalikan pemahaman umat pada peraturan yang benar tentang peribadatan. Ini penting agar maksud mendirikan tempat ibadah tidak tercemari, sehingga bangsa Israel kembali mendekat pada Tuhan dan beribadah dengan cara yang benar pula.

Hal ini penting untuk kita perhatikan ketika ingin membangun gereja. Tak perlu membangun gereja seperti hasil rancangan Salomo, tetapi kita bisa meneladani prinsip-prinsip pembangunan bait Allah, yaitu memberikan materi, tenaga, dan pikiran yang terbaik untuk pekerjaan pembangunan. Kita juga harus membangun dengan memperhatikan aturan-aturan yang ada. Sekalipun konteks kita saat ini berbeda dengan konteks Salomo, tetapi kita tidak bisa menjadikan pendirian rumah Tuhan dengan menghalalkan berbagai cara. Sungguh ironis bila pembangunan tempat ibadah dimulai dengan sikap-sikap yang melanggar peraturan atau menggunakan cara-cara yang tidak berkenan dihadapan Allah. Memang tidak mudah, tetapi memulai pekerjaan bagi Tuhan memerlukan kejujuran, ketulusan, dan kepatuhan terhadap firman Tuhan, sehingga tidak akan mencemari maksud kita untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan.

Comments

Popular posts from this blog

2 Tawarikh 23 (MAD2T*Pagi*19 Feb*Tahun 2)

2 Raja-Raja 25 (MAD2T*Pagi*23 Jan*Tahun 2)

1 Tawarikh 7 (MAD2T*Pagi*27 Jan*Tahun 2)