2 Tawarikh 20 (MAD2T*Mlm*17 Feb*Tahun 2)
2 Tawarikh 20
Penjelasan Singkat
Doa dan Puasa Yosafat
Isi Pasal
Doa Yosafat untuk keselamatan dan jawabannya. Ditimpa pasukan yang menyerbu.
Judul Perikop
Kemenangan atas Moab dan AmonAkhir pemerintahan Yosafat (20:1--21:1)
Tafsiran: Sikap orang saleh menghadapi ancaman. Kesalehan berperanan besar dalam ketepatan bersikap dan bertindak mengatasi ancaman. Mendengar tentang komplotan yang akan menyerang Yehuda, Yosafat tidak panik meskipun takut (ayat 3). Ia tidak mulai dengan langkah-langkah taktis militer. Langkah pertamanya adalah keyakinan -- bukan tindakan -- keyakinan dasar penting tentang realitas, bahwa segala sesuatu ada dalam kendali tangan Allah. Dari keyakinan itu lahirlah langkah-langkah Yosafat mencari pimpinan Tuhan, mengerahkan rakyat berpuasa dan ia sendiri memimpin doa massal (ayat 4, 5).
Doanya dimulai dengan mengakui fakta yang sering orang lupakan, yaitu bahwa kendatipun tidak terlihat, Allah aktif mengatur seisi realitas dari surga sampai ke bumi. Allah berkuasa penuh dan semua kuasa di bumi ini takluk dan tunduk pada kehendak Tuhan (ayat 6). Ia juga mengingat ulang bahwa sesuai perjanjian-Nya, Allah sendiri telah menetapkan keumatan mereka (ayat 7-8), dan atas dasar hubungan perjanjian itulah perlindungan Allah atas umat terjadi (ayat 9). Doa adalah kesempatan untuk mengakui realitas sebagaimana adanya; bahwa ancaman itu sedemikian serius (ayat 10-11) dan bahwa umat Tuhan itu sendiri sangat lemah (ayat 12). Allah mendengar dan berespons terhadap doa. Yahaziel, yang artinya adalah visi dari Allah, bernubuat membentangkan visi prinsipiil bahwa perang itu adalah perang Allah. Karena itu, kemenangan sudah terlihat meski saat itu bahaya masih ganas mengancam (ayat 13-17).
Renungkan: Puasa dan doa bukan sekadar cara. Keduanya Yosafat lakukan dengan memperhatikan kebenaran teologis yang dikenalnya dalam firman Allah. Tanpa pemahaman kebenaran dan hubungan yang nyata dengan Tuhan, keduanya sia-sia.
Bicara soal iman, seolah kita sedang membicarakan sebuah bentuk kekuatan yang kokoh teguh, tak tergoyahkan. Namun kalau kita perhatikan kehidupan raja-raja Yehuda, iman seolah benang tipis yang begitu rapuh. Benarkah demikian, ataukah manusianya yang rapuh?
Firman Tuhan yang disampaikan oleh Yahaziel kepada Yosafat dan rakyatnya membangkitkan semangat dan iman mereka. Maka meski masih pagi mereka sudah siap berangkat menuju medan perang (2 Tawarikh 20:20). Lalu mereka melakukan sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh pasukan perang, yang mungkin malah merugikan pasukan bila dilakukan dalam kondisi biasa, yaitu bernyanyi. Ya, orang-orang yang dipilih menyanyikan puji-pujian bagi Tuhan (2 Tawarikh 20:21). Lalu secara ajaib Tuhan sendiri yang berperang melawan Amon dan Moab, sehingga ketika Yosafat dan bala tentaranya tiba di medan perang, mereka hanya menemukan mayat-mayat berhamparan (2 Tawarikh 20:24). Ajaib bukan? Ketika Yosafat dan rakyat Yehuda menyadari ketidakmampuan mereka dan menyerahkan masalah mereka kepada Allah, pada saat itulah Allah bertindak!
Sayangnya ada kisah yang menodai perjalanan iman Yosafat. Entah karena alasan apa, Yosafat bersekutu dengan Ahazia, yang fasik perbuatannya (2 Tawarikh 20:35). Apakah mungkin Yosafat menganggap hal ini tidak ada kaitannya dengan kehidupan imannya sehingga dia tidak mempertimbangkan kehendak Allah? Yosafat rupanya tidak belajar dari pengalaman sebelumnya pada waktu firman Tuhan menegur dia ketika bersekutu dengan Ahab (2 Tawarikh 20:2Taw. 19:1-3). Akibatnya Tuhan pun mengacaukan apa yang mereka kerjakan (2 Tawarikh 20:37).
Hidup beriman adalah hidup yang melibatkan Tuhan dalam seluruh aspeknya. Kita membutuhkan Tuhan bukan hanya ketika kita terdesak, tertindas, terancam, dan butuh pertolongan. Dalam pekerjaan kita sehari-hari pun, kita perlu melibatkan Dia. Ingatlah juga bahwa segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dan memungkinkan kita beralih dari Tuhan, tidak diperkenan Tuhan.
Comments
Post a Comment