1 Tawarikh 22 (MAD2T*Mlm*03 Feb*Tahun 2)
1 Tawarikh 22
Penjelasan Singkat
Persiapan untuk (mendirikan) Bait Suci
Isi Pasal
Bahan-bahan dipersiapkan untuk Bait Suci. Daud memerintahkan Salomo sesuai janji Allah. Para pembesar ditugaskan untuk membantu Salomo.
Judul Perikop
Persiapan untuk mendirikan Bait Suci (22:2-19)
Tafsiran: Dosa dan Anugerah Allah. Kembali kita terperangah oleh kisah kejatuhan Daud dalam dosa kejemawaan militer yang diresponi Allah dengan keajaiban anugerah-Nya yang menakjubkan. Mengetahui kekuatan demi kepentingan pengaturan strategi tidak salah, bahkan Allah sendiri pernah memerintahkan Israel zaman Musa untuk melakukan penghitungan tersebut. Menghitung kekuatan berdasarkan motif kebanggaan diri, itulah kesalahan Daud dalam peristiwa ini. Dengan tajam firman Allah menyatakan bahwa ide-ide yang segaris dengan kesombongan tidak berasal dari Allah tetapi dari Iblis. Karena itu kesalahan Daud besar sekali, terlebih karena sebelumnya Yoab telah memberikan teguran. Dosa selalu membawa dampak buruk, kali ini sedemikian banyak rakyat harus mati terkena penyakit sampar (ayat 14). Mengapa akibat buruk dari dosa pemimpin harus ditanggung oleh rakyat? Pertama, bagian ini memberi kita peringatan bahwa tidak ada seorang pun dapat hidup seolah hidupnya adalah urusannya sendiri. Kedua, dalam kepemimpinan zaman itu, kehilangan seorang pemimpin berakibat kehancuran seluruh bangsa. Sebab itu, Allah dalam anugerah-Nya memulihkan dan mempertahankan Daud demi kepentingan seluruh Israel juga. Tanpa mencari alasan, Daud segera mengakui dosanya di hadapan Allah. Ia juga memilih jenis hukuman berdasarkan prinsip "biarlah aku jatuh ke dalam tangan Tuhan," bukan karena ingin mencari enak sendiri. Sikap ini menunjukkan bahwa ia menerima tanggungjawab dari perbuatan dosanya. Allah tidak pernah berubah, juga di dalam anugerah-Nya yang di luar jangkauan pertimbangan manusia.
Renungkan: Ketika kita beribadah menyembah Allah, kita memperbarui ingatan tentang kegagalan kita dan kemuliaan anugerah Allah yang mengubah kegagalan itu menjadi keberhasilan.
Ketika merasa dirinya sudah berada di akhir usia, orang tua biasanya akan menyampaikan wasiat kepada anak-anaknya. Dan biasanya pula, wasiat itu berkenaan dengan harta yang diwariskan kepada anak-anaknya.
Berbeda dengan Daud. Karena tak memenuhi syarat untuk membangun Bait Suci, Daud mewariskan kerinduan dan tugas mulia itu kepada anaknya, Salomo. Meski tugas sudah diwariskan, Daud tidak tinggal diam. Ia ikut mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pembangunan (ayat 3-5). Bahan-bahan dari kualitas terbaik dan jumlah yang tak terhitung: besi (ayat 3), kayu aras (ayat 4), emas, perak, tembaga, besi, dan batu (ayat 14). Daud juga mempersiapkan tukang-tukang untuk mengerjakan Bait Allah itu (ayat 1, 15-16). Tak cukup hanya itu, Daud meminta para pembesar Israel untuk memberikan dukungan kepada Salomo dalam pekerjaan besar itu (ayat 17-19). Namun ada hal yang lebih penting. Bagi Daud, pekerjaan suci itu hanya bisa dilakukan bila Salomo hidup dekat Allah (ayat 13). Tanpa Allah, Salomo tak akan memiliki kekuatan untuk membangun Bait Suci sesuai keinginan Allah.
Meski ide untuk membangun Bait Allah itu datang dari Daud, dan Salomo yang kelak akan dipuji karena keberhasilan membangun Bait Suci, Daud tidak peduli. Bagi dia, mendapat nama karena pekerjaan besar itu bukanlah tujuannya (ayat 5). Daud adalah contoh orang yang bekerja di belakang layar. Meski tak terlihat, orang seperti ini melaksanakan bagiannya dengan sungguh-sungguh. Ia memang tidak menerima penghargaan atas hasil kerjanya, tetapi pekerjaan itu tidak akan terlaksana tanpa campur tangannya.
Apakah Anda termasuk orang yang bekerja di balik layar? Jangan kecil hati! Walau hanya sedikit orang yang tahu kiprah Anda, bukan berarti Tuhan tidak memerhatikan Anda. Meski terlihat bernilai kecil, bisa saja pekerjaan Anda justru mempersiapkan sebuah pekerjaan yang punya dampak besar di kemudian hari. Sebab itu, lakukanlah dengan sungguh-sungguh semua yang telah dipercayakan Tuhan pada Anda.
Comments
Post a Comment