2 Raja-Raja 8 (MAD2T*Mlm*14 Jan*Tahun 2)
2 Raja-raja 8
Penjelasan Singkat
Benhadad dibunuh
Isi Pasal
Bencana kelaparan diramalkan. Yoram memulihkan negeri Sunem. Pemerintahan Yoram dan Ahazia raja Yehuda dan Yoram raja Israel.
Judul Perikop
Raja menolong perempuan Sunem (8:1-6)
Elisa di Damsyik (8:7-15)
Yoram, raja Yehuda (8:16-24)
Ahazia, raja Yehuda (8:25-29)
Tafsiran: Anda tentu masih ingat kisah perempuan Sunem yang mendapatkan anak setelah Elisa bernubuat. Namun setelah anak itu besar, ia tiba-tiba mati. Perempuan itu menunjukkan imannya yang besar dan Allah kemudian memakai Elisa untuk membangkitkan anak itu (2 Raja-Raja 8:2Raj. 4:16, 18-20, 32-37). Sejak itu, kita tidak mendengar lagi kisah si perempuan Sunem. Barulah dalam pasal ini, kita mendengar lagi tentang dia.
Rupanya, ia mengungsi ke Mesir selama tujuh tahun, sesuai saran Elisa (2 Raja-Raja 8:1-2). Namun, ia menemukan bahwa tanahnya diambil orang. Tampaknya, kasusnya sama seperti yang dialami Naomi dalam kitab Rut. Maka perempuan Sunem mengadukan perkara itu kepada raja (2 Raja-Raja 8:3). Pada saat itu, raja sedang bercakap-cakap dengan Gehazi, hamba Elisa, mengenai segala mukjizat yang telah dilakukan oleh Elisa (2 Raja-Raja 8:4-5). Maka perempuan itu menjadi bukti dari apa yang telah dibicarakan oleh Gehazi. Raja pun mengajak perempuan itu berbicara dan dengan demikian, ia diyakinkan. Tampaknya raja berpendapat bahwa jika Allah saja berkarya secara ajaib bagi perempuan Sunem itu, bagaimana mungkin ia menolak permintaan perempuan itu (2 Raja-Raja 8:6). Yoram memang raja yang jahat, tetapi ia dipakai Tuhan untuk memerhatikan apa yang diperlukan perempuan itu, saat Elisa tidak ada di sana (2 Raja-Raja 8:6). Sekali lagi, Allah bekerja dalam cara-Nya yang ajaib.
Jika Allah bekerja di hati seorang raja yang jahat untuk memelihara umat-Nya, tidakkah Ia juga akan memerhatikan dan memelihara Anda? Allah dapat memakai berbagai cara dan berbagai jenis orang untuk memelihara orang yang dikasihi-Nya. Selain itu, Allah berkarya juga bukan hanya untuk waktu yang singkat saja. Perhatikanlah bahwa sejak si perempuan Sunem belum memiliki anak sampai masa tujuh tahun setelah itupun, Allah tetap menunjukkan pemeliharaan-Nya. Jadi ingatlah bahwa apa yang Allah telah mulai niscaya akan Ia selesaikan.
Maka percayakanlah segala permasalahan Anda ke dalam tangan Tuhan yang berkuasa. Dalam waktu-Nya yang terbaik, Ia akan menyelesaikan segala sesuatunya. Tidak akan pernah terlambat.
Pada waktu Ahazia, raja Israel sakit, ia mengirimkan utusan untuk meminta petunjuk Baal-Zebub (2 Raja-Raja 8:2Raj. 1:2). Namun Benhadad, raja Aram, yang sedang sakit justru mau meminta petunjuk Tuhan dengan mengutus Hazael, hambanya (2 Raja-Raja 8:7-8). Sungguh ironis. Namun jawaban yang diberikan Elisa untuk disampaikan kepada Benhadad berbeda dari jawaban yang dia ungkapkan kepada Hazael (2 Raja-Raja 8:10). Kepada Hazael, Elisa mengatakan bahwa Benhadad akan mati dibunuh. Hanya saja, Elisa tidak mengatakan bagaimana caranya.
Kemudian Elisa menangis karena ia melihat apa yang akan terjadi pada Israel pada waktu yang akan datang. Ia tahu bahwa Hazael akan menghancurkan Israel (2 Raja-Raja 8:12). Memang semua itu terjadi akibat dosa-dosa Israel sendiri, tetapi rasa kebangsaannya, tak urung membuat Elisa bersedih. Namun respons Hazael memperlihatkan bahwa ia tidak menganggap apa yang akan dia perbuat di masa datang merupakan suatu hal yang jahat, melainkan sesuatu yang membanggakan. Maka ia mempertanyakan, bagaimana mungkin dalam keadaannya yang seperti itu, ia dapat melakukan hal seperti yang dikatakan oleh Elisa. Maka Elisa menjelaskan bahwa ia akan menjadi raja Aram (2 Raja-Raja 8:13).
Kisah Elisa ini mirip dengan kisah Yunus. Waktu itu Yunus diperintahkan pergi ke Niniwe untuk bernubuat agar Niniwe bertobat. Yunus sempat menolak. Namun ketika dia pada akhirnya melakukannya juga, ia menjadi kesal dan marah (lihat Yun. 4:1). Berbeda dengan Yunus, Elisa tetap menyampaikan berita yang harus dia sampaikan kepada Hazael, meskipun ia sangat sedih membayangkan peristiwa yang akan menimpa bangsanya. Elisa sadar bahwa dia hanyalah abdi Allah yang bertugas memberitakan firman Allah.
Betapa berat tugas seorang hamba Tuhan. Ia harus menyampaikan kebenaran dari Allah, meski kadang-kadang hal itu terasa berat untuk dilakukan. Namun sebagai hamba, ia harus taat. Maka kita perlu berdoa bagi setiap hamba Tuhan agar Tuhan mengaruniakan kebesaran hati dan kekuatan kepada mereka dalam melakukan segala tugas pelayanan mereka.
Tuhan itu kasih sekaligus adil. Kasih Allah didasari oleh keadilan-Nya. Sebaliknya, keadilan Allah didasari oleh kasih-Nya kepada manusia.
Bacaan hari ini terdiri dari dua perikop yang berisi kisah dua raja Yehuda, yaitu Yoram dan Ahazia. Keduanya memiliki karakter sama, yaitu "melakukan apa yang jahat di mata Tuhan". Latar belakang mereka melakukan apa yang jahat, dijelaskan dalam masing-masing perikop. Dalam kisah Yoram, dijelaskan bahwa ia hidup menurut kelakuan keluarga Ahab, raja Israel, karena istrinya adalah anak Ahab, yaitu Atalya. Kalau dirunut ke belakang, Atalya adalah anak raja Omri yang menikah dengan Izebel, anak raja Sidon, raja negeri Fenisia, yang merupakan penyembah Baal. Izebel berhasil memengaruhi seisi keluarga untuk menyembah Baal, bukan lagi beribadah kepada Tuhan. Di dalam dunia politik, Omri memang berhasil membawa bangsa Israel menuju puncak kejayaan. Namun di dalam urusan keluarga, Omri tidak berhasil membawa bahtera rumah tangga untuk selalu setia kepada Tuhan.
Atalya sendiri memiliki karakter dan kelakuan yang sama dengan ayah-ibunya karena keteladanan yang ditunjukkan oleh mereka berdua. Yoram sebagai kepala rumah tangga tidak berhasil mengendalikannya, malahan ia ikut terpengaruh oleh perbuatan Atalya yang jahat di mata Tuhan. Ini berlanjut ketika dia memiliki anak yang bernama Ahazia. Melalui keteladanan buruk yang ditunjukkan kedua orang tuanya, Ahazia juga melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Jelas ini bukan faktor keturunan, melainkan faktor keteladanan yang ditunjukkan oleh orang tua.
Belajar dari kisah di atas, bila Anda adalah orang tua, berilah keteladanan yang baik kepada anak-anak Anda. Iman dan ibadah Anda kepada Tuhan akan terekam di dalam benak anak-anak Anda dan akan mereka contoh. Maka tunjukkan teladan yang baik.
Akan tetapi, bila Anda adalah anak dan orang tua Anda tidak menunjukkan teladan yang baik, itu bukanlah alasan untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan firman Tuhan.
Comments
Post a Comment