2 Raja-Raja 19 (MAD2T*Pagi*20 Jan*Tahun 2)
2 Raja-raja 19
Penjelasan Singkat
Doa Hizkia
Isi Pasal
Perkataan Hizkia kepada Yesaya dan jawabannya. Sanherib menentang Allah. Doa Hizkia dan jawaban melalui Yesaya.
Judul Perikop
Yerusalem luput dari tangan Sanherib (19:1-37)
Tafsiran: Saat tantangan datang mendera kehidupan anak-anak Tuhan, langkah paling tepat adalah berpaling kepada Tuhan memohon pertolongan-Nya. Dengan bersehati anak-anak Tuhan berfokus kepada Tuhan, bukan kepada tantangan, dan percaya penuh pada kedaulatan dan kasih-Nya.
Hizkia sebagai pemimpin umat Yehuda tidak mencoba lagi menyelesaikan masalah luar negerinya dengan kekuatan sendiri (lih. 18:14-16), tetapi ia menyerahkannya kepada Allah dalam doa. Ia mengajak serta para pemimpin lainnya (ayat 19:2) dan meminta Nabi Yesaya untuk mencari pertolongan dari Allah (ayat 3-4). Yesaya menyampaikan firman Allah kepada Hizkia yang isinya Allah berdaulat atas raja Asyur. Allah akan melepaskan Yehuda dari ancaman Asyur dengan cara-Nya yang ajaib (ayat 6-7). Hizkia merespons janji Allah itu dengan tepat. Doanya menyatakan keyakinan imannya. Ia percaya Allah Israel ialah Penguasa alam semesta. Sanherib dan Asyur memang kelihatan perkasa di antara bangsa-bangsa lain, di hadapan Allah mereka tidak ada apa-apanya (ayat 15-19).
Sebaliknya, raja Asyur tidak sadar bahwa kejadian-kejadian yang menyebabkan pengepungan terhadap Yerusalem terhenti adalah pernyataan kuasa Allah Israel (ayat 8-9). Ia masih sesumbar akan balik lagi untuk mengalahkan Yehuda (ayat 8-13). Sikap sombong dan takabur seperti itu menyebabkan ia tidak peka melihat Allah Israel sudah dan sedang bertindak menghakiminya.
Gereja tidak perlu takut menghadapi ancaman musuh. Orang-orang yang antikristen dan pembenci anak-anak Tuhan itu tidak menyadari bahwa Allah berdaulat menolong umat-Nya. Gereja harus bersatu memercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Kunci kemenangan gereja dan orang Kristen menghadapi serangan musuh adalah sehati bertekun dalam doa dan firman.
Situasi krisis sering dihadapi oleh orang percaya dengan dua cara, yaitu: datang kepada Allah atau meninggalkan Allah. Kadang TUHAN menggiring kita kepada situasi di mana tidak ada sesuatu atau seorang pun yang dapat kita andalkan lagi, termasuk diri kita dan kekayaan. Bila hal itu terjadi, seharusnya kita menyadari kebutuhan kita akan TUHAN.
Sanherib mengirim utusan untuk melemahkan Hizkia dan bangsanya, agar Hizkia menyerah (2 Raja-Raja 19:3-4). Melihat situasi yang sulit ini, Hizkia datang ke rumah TUHAN dengan penuh perkabungan dan berdoa memohon pertolongan-Nya (2 Raja-Raja 19:1). Hal ini baik. Untung saja Hizkia mau mendengarkan saran nabi Yesaya (2 Raja-Raja 19:6-7)). Bergumul bersama dengan orang yang dekat dengan TUHAN, menolong kita untuk tidak tertekan dalam persoalan apapun. Sanherib menunjukkan kesombongannya, namun tidak menyadari kehancuran mereka sudah di depan mata (2 Raja-Raja 19:9-13).
Apa yang dilakukan Hizkia? Ia menyerahkan semua masalahnya di hadapan TUHAN tanpa mencari keuntungan dirinya sendiri (2 Raja-Raja 19:14-19). Hizkia berdoa bukan untuk kebesarannya dan kerajaan Yehuda. Ia mengakui kedaulatan dan kekuasaan TUHAN, bahkan memohon pertolongan-Nya untuk membuat segala kerajaan di bumi mengetahui bahwa TUHAN adalah Allah satu-satunya (2 Raja-Raja 19:19). Doa Hizkia didengar dan TUHAN memberi penghiburan-Nya (2 Raja-Raja 19:21-34). Di sini kita melihat TUHAN menjadi Penjaga dan Penyelamat kaum Yehuda. Selain itu, TUHAN menubuatkan hukuman-Nya atas raja Asyur dan kerajaan-Nya (2 Raja-Raja 19:35-37). Kalau TUHAN menolong kita, itu hanya karena otoritas-Nya, bukan karena kebaikan manusia belaka.
Tiada persoalan yang sulit bagi TUHAN. Ketika kita sudah tidak mampu mengandalkan apapun, itulah kesempatan TUHAN mengerahkan segala kekuatan dan kasih-Nya. Kita hanya perlu datang setiap saat kepada-Nya, mengandalkan Dia, dan tidak menyombongkan apapun yang kita miliki. Bersyukur atas semua pertolongan-Nya. (TT)
Comments
Post a Comment