1 Tawarikh 15 (MAD2T*Pagi*31 Jan*Tahun 2)

1 Tawarikh 15

Penjelasan Singkat
Daud membawa tabut ke Sion

Isi Pasal
Tabut Allah dibawa ke Yerusalem dengan cara yang ditetapkan.

Judul Perikop
Tabut dipindahkan ke Yerusalem (15:1--16:6)

Tafsiran: Sikap apa yang diperlukan oleh seorang pemimpin agar kepemimpinannya kokoh? Salah satunya adalah kerendahan hati mengenali batas-batas kepemimpinannya.

Daud bukan hanya ahli dalam pemerintahan dan peperangan. Dia juga membangun beberapa gedung. Dan salah satu kerinduannya adalah menyediakan tempat bagi tabut Allah. Keberhasilan Daud, termasuk upaya berbagai pembangunan fisik, tidak membuat Daud mabuk kekuasaan dan kehormatan. Daud memang pernah mengalami hal yang sangat pahit dan tidak menyenangkan dengan kematian Uza (lih. 1Taw. 13:9-13). Walau sempat marah, Daud segera menyadari kekeliruannya setelah ia berkonsultasi dengan Tuhan. Itu sebabnya dalam upaya kedua kali memindahkan Tabut Perjanjian, ia mempersilakan para imam dan orang Lewi, sebagai orang-orang yang dipercaya Tuhan atas kemah suci dan perabotannya (ayat 2, 15; Bil 3-4), untuk mengatur kegiatan tersebut. Walau Daud paham mengenai siapa yang berhak untuk berurusan dengan Tabut Perjanjian, itu tidak mengurangi tekadnya untuk merayakan Tuhan dengan musik, pujian, dan tarian (ayat 16-28). Bahkan Daud sendiri melepaskan gengsi seorang raja, dan tanpa malu ia menari-nari memuji Tuhan (ayat 29).

Sikap Daud adalah sikap yang tulus. Walaupun menimbulkan keberatan Mikhal, putri Saul yang menjadi istrinya. Daud menunjukkan diri sebagai pemimpin yang berjiwa besar. Ia mengenali batas-batas kepemimpinannya dan tidak mau melanggarnya. Tuhan mengangkat dia untuk menjadi pemimpin secara politik, bukan secara keagamaan. Urusan keagamaan adalah urusan para imam dan orang Lewi.

Belajar dari teladan Daud, kiranya kita pun menyadari batas otoritas dan kemampuan kita. Kesadaran itu bisa kita miliki bila kita mempunyai sikap rendah hati yang ditunjukkan dengan kesediaan untuk menerima tegoran dan koreksi.

Renungkan: Siapa pun kita masih dapat melakukan kesalahan. Apakah kita cukup rendah hati untuk menerima koreksi?

Comments

Popular posts from this blog

2 Tawarikh 23 (MAD2T*Pagi*19 Feb*Tahun 2)

2 Raja-Raja 25 (MAD2T*Pagi*23 Jan*Tahun 2)

1 Tawarikh 7 (MAD2T*Pagi*27 Jan*Tahun 2)