1 Raja-Raja 21 (MAD2T*Pagi*10 Jan*Tahun 2)

1 Raja-raja 21

Penjelasan Singkat
Nabot dilempari batu

Isi Pasal
Ahab mendambakan kebun anggur Nabot. Elia memberitahukan ajal Ahab.

Judul Perikop
Kebun anggur Nabot (21:1-29)

Tafsiran: Kisah Ahab adalah kisah seorang yang memiliki jabatan tertinggi di dalam pemerintahan, namun bertingkah bagaikan anak kecil yang manja karena terbiasa mendapatkan segala sesuatu yang diinginkannya. Kisah ini menarik untuk dikaji secara kejiwaan. Namun dalam renungan kita hari ini, mari kita mengkaji kisah ini secara teologis.

Pertama, Ahab serakah. Ia tidak mengendalikan hawa nafsu keserakahannya. Ia tidak mau menyadari bahwa Tuhan sudah memberikan hak dan "berkat" kepada setiap orang sesuai dengan kasih karunia-Nya. Keinginan yang serakah adalah dosa di mata Tuhan (ayat 1-4).

Kedua, Izebel licik. Ratu jahat ini menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Jelas ini bukan sikap iman! Orang yang merasa bahwa ia bisa dan harus mendapatkan apapun dengan memakai cara apapun, bukan anak Tuhan (ayat 5-10)!

Ketiga, para tua-tua dan pemuka Kota Samaria adalah masyarakat kelas atas yang memiliki moral rusak dan hati nurani yang busuk. Buktinya mereka mau saja mengikuti perintah Izebel yang jelas-jelas bermotivasikan kejahatan. Masyarakat seperti ini adalah masyarakat yang sakit (ayat 11-12)!

Keempat, dua orang dursila adalah orang-orang yang mau melakukan apa saja demi sedikit keuntungan. Ini adalah produk dari masyarakat yang sakit (ayat 13-14).

Betapa mengerikannya kalau keserakahan Ahab, kelicikan Izebel, dan kerusakan moral dan hati nurani masyarakat Samaria adalah gambaran kehidupan pemimpin-pemimpin dan kelompok elit negeri ini. Pastilah produk yang muncul adalah orang-orang dursila. Siapa yang bisa mengatasi semua ini? Syukur kepada Allah. Allah sendiri, melalui anak-anak-Nya yang mau dipakai-Nya untuk menyuarakan kebenaran dan menegakkan keadilan.

Doaku: Tuhan, tolong agar aku dapat menjadi terang, agen kebenaran dan keadilan Allah di tengah masyarakat yang berdosa ini. Mohon kemurahan-Mu agar jangan bangsaku musnah oleh dosa-dosanya.

Ahab ternyata bukanlah orang yang susah dinasihati. Ia memang membenci Elia, karena Elia menghalangi dia melakukan berbagai hal yang ia inginkan. Namun, ketika Elia memberikan teguran kepada Ahab, ia masih punya cukup hati nurani untuk menyadari bahwa ia memang bersalah. Ia tidak memberikan perlawanan kepada Elia.

Dua hari silam kita mendapati bagaimana Ahab menunjukkan reaksi yang bertolak belakang dari Daud, raja yang menjadi tolok ukur sikap benar di hadapan Allah. Namun kali ini, Ahab menunjukkan sikap yang serupa dengan Daud. Ia benar-benar menunjukkan penyesalan yang mendalam. Penekanan yang disoroti dalam kalimat ke-2 dalam ayat 27 menunjukkan sikap yang ekstrem. Tampaknya ada satu kesadaran yang secara drastis menyentak Ahab.

Menarik sekali bahwa kita sama sekali tidak menjumpai figur Izebel dalam perikop ini. Kelihatannya, ketidakhadiran Izebel inilah yang memberikan kesempatan kepada Ahab, dengan segala kejahatannya yang dicatat Alkitab, untuk menunjukkan sikap menyesal yang begitu dalam dan sungguh-sungguh. Efeknya nyata: Tuhan menerima penyesalan Ahab sebagai penyesalan yang sungguh tulus di hadapan-Nya sehingga Ia pun menunda memberikan penghukuman yang semula telah Ia rencanakan. Penafsiran ini sejalah dengan catatan yang diberikan penulis 1 Raja-Raja dalam ayat 25, bahwa kejahatan Ahab bisa sedemikian dahsyat karena pengaruh Izebel.

Kemarin kita melihat secara positif peran kuat Izebel mengendalikan kehidupan suaminya, kerajaannya, serta nasib rakyat Israel. Hari ini kita melihat secara negatif, melalui ketidakhadiran Izebel, bagaimana ketiadaannya bisa membawa Israel ke arah yang benar-benar berbeda. Di sini ada pelajaran penting yang bisa kita lihat bahwa satu keputusan yang tidak sejalan dengan kehendak Tuhan akan mengacaukan banyak hal. Keputusan-keputusan yang kita buat tidak berdiri sendiri dalam vakum; akan ada konsekuensi. Karena itulah dalam segala hal jangan sekali-kali mengabaikan Tuhan. Tidak ada perkara yang terlalu kecil sehingga Tuhan tidak diperlukan di situ.

Comments

Popular posts from this blog

2 Tawarikh 23 (MAD2T*Pagi*19 Feb*Tahun 2)

Nehemia 12 (MAD2T*Mlm*08 Maret*Tahun 2)

2 Raja-Raja 25 (MAD2T*Pagi*23 Jan*Tahun 2)