1 Raja-Raja 14 (MAD2T*Mlm*06 Jan*Tahun 2)

1 Raja-raja 14

Penjelasan Singkat
Abia jatuh sakit dan kematiannya

Isi Pasal
Nubuat terhadap Yerobeam dan penggenapannya sebagian. Kemurtadan Yehuda di bawah Rehabeam dan kematiannya.

Judul Perikop
Sambungan riwayat Yerobeam (14:1-20)
Sambungan riwayat Rehabeam (14:21-31)

Tafsiran: Abia, anak Yerobeam, sakit. Sang raja menyuruh istrinya untuk menemui Ahia (1 Raja-Raja 14:2-4). Ahia adalah nabi yang diperintahkan Allah untuk bernubuat bahwa Kerajaan Israel akan pecah menjadi dua, dan sepuluh suku akan memihak Yerobeam. Ahia memintanya menjadi raja Israel Utara. Dan nubuat itu menjadi kenyataan.

Kelihatannya, situasi kritis yang menimpa buah hatinya membuat Yerobeam teringat sang nabi. Yerobeam merasa perlu mendapatkan petunjuk Allah. Dia merasa perlu mengetahui kehendak Allah. Pada titik ini terlihat bahwa Yerobeam memiliki niat baik.Sayangnya, itu dilakukan dengan diam-diam. Yerobeam tidak berani menemui Ahia seorang diri. Mungkin karena gengsi, bisa jadi karena malu jika ada rakyat yang memergoki dia meminta pertolongan Allah, melalui Ahia. Bukankah dia sudah memerintahkan rakyat untuk menyembah allah lain? Kalau ada orang yang melihatnya meminta pertolongan dari Ahia, apa kata dunia? Maka istrinyalah yang dia minta menemui Ahia. Bisa jadi Yerobeam malu bertemu Ahia.

Tindakan macam begini dibenci Allah. Mengapa? Karena Yerobeam masih menjalankan politik pencitraan. Dia tidak berani menghadapi Ahia seorang diri. Dia malu terhadap rakyatnya.

Allah, dalam nubuat Ahia, membandingkan Daud dengan Yerobeam. Daud memang bukan superman. Dia bukan manusia tanpa dosa. Daud telah berselingkuh dengan istri orang, bahkan membunuh Uria, suaminya, agar perselingkuhannya tidak ketahuan. Namun, ketika ditegur Natan, Daud bertobat dan berubah. Anak pertama Daud dengan Betsyeba memang mati, tetapi itu jugalah yang membuat Daud insaf dan sadar bahwa Allah tengah menjalankan keadilan, orang bersalah harus dihukum.

Itulah yang tidak dilakukan Yerobeam, meskipun anaknya mati sesuai nubuat Ahia (1 Raja-Raja 14:17). Kematian anak tidak membuat sang raja bertobat. Meski Yerobeam memahami bahwa kematian anaknya itu sesuai nubuat Ahia, tetapi Yerobeam tetap berkubang dalam dosanya. Aneh memang. Atau, Yerobeam memang dablek?

Namanya Rehabeam. Penulis merasa perlu dua kali memperkenalkan identitas dengan menyebutkan bahwa ibunya adalah Naaman, seorang perempuan Amon (1 Raja-Raja 14:21, 31). Tampaknya penulis hendak mengingatkan betapa berpengaruhnya figur ibu dalam diri anak. Meskipun Rehabeam anak Salomo, pengaruh Naama, sang ibu, sangat mewarnai jalan pikirannya.

Pada zaman Rehabeamlah Kerajaan Israel pecah menjadi dua. Ketika naik takhta menggantikan Salomo, rakyat menaruh harapan tinggi kepadanya. Yerobeam sebagai wakil rakyat memohon agar raja mengubah kebijakan Salomo yang amat memberatkan rakyat. Rehabeam menolaknya, bahkan berkata, "Ayahku telah menghajar kamu dengan cambuk, tetapi aku akan menghajar kamu dengan cambuk yang berduri besi" (1 Raja-Raja 14:1Raj. 12:14). Mengapa Rehabeam bertindak demikian? Bisa jadi itulah ajaran yang diterima dari sang ibu -Naama- seorang perempuan Amon.

Di Kerajaan Amon, raja adalah Tuhan. Tak boleh ada yang lebih tinggi daripadanya, yang melawan harus mati. Tak heran perang antara Rehabeam dan Yerobeam terus berlangsung seumur hidup. Jika Rehabeam sadar bahwa Tuhanlah yang mengizinkan kerajaan itu menjadi dua, tentu perang yang hanya melemahkan kedua kerajaan itu tak perlu terjadi, yang membuat Sisak, raja Mesir, mudah merampok semua barang perbendaharaan rumah Tuhan di Yerusalem (1 Raja-Raja 14:26).

Uniknya, sang raja merasa aman-aman saja. Dia masih terus berbakti di dalam rumah Tuhan (1 Raja-Raja 14:27-28). Agaknya, dia tidak sadar bahwa Allah membenci sikapnya, yang tetap membiarkan orang-orang Yehuda melakukan apa yang jahat (1 Raja-Raja 14:22-24). Bisa jadi, sang raja takut ditinggalkan rakyatnya jika ia melarang penyembahan terhadap allah-allah lain. Mungkin juga karena di Kerajaan Amon, yang mengakui penyembahan kepada banyak dewa, itu merupakan hal lumrah. Jika ditelusuri, semua itu bersumber pada asuhan ibu. Tak heran, ketika menutup perikop ini, penulis menyebutkan: "Nama ibunya adalah Naama, seorang perempuan Amon" (1 Raja-Raja 14:31).

Comments

Popular posts from this blog

2 Tawarikh 23 (MAD2T*Pagi*19 Feb*Tahun 2)

Nehemia 12 (MAD2T*Mlm*08 Maret*Tahun 2)

2 Raja-Raja 25 (MAD2T*Pagi*23 Jan*Tahun 2)